Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Rusia menjerat tersangka terkait ledakan yang menewaskan salah satu jenderal seniornya dengan pasal berlapis dan terancam penjara seumur hidup.

Kantor pers Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengumumkan Rusia berhasil menangkap tersangka di balik ledakan yang menewaskan Kepala Pasukan Perlindungan Radiasi, Kimia dan Biologi Letnan Jenderal Igor Kirillov.

Kantor itu menyebutkan, tersangka merupakan warga negara Uzbekistan berusia 29 tahun, direkrut oleh badan intelijen Ukraina, dengan diimingi imbalan dalam dolar Amerika Serikat

Tersangkan dipindahkan ke Komite Investigasi Rusia untuk mendokumentasikan tindakan kriminalnya dalam kerangka kasus pidana, yang mencakup dakwaan berdasarkan Pasal 205 KUHP Rusia (Tindakan Teroris), Pasal 105 (Pembunuhan), Pasal 222.1 (Penyimpanan Bahan Peledak dan Alat Peledak Secara Ilegal) dan Pasal 223.1 (Pembuatan Bahan Peledak dan Alat Peledak Secara Ilegal).

"Ia berpotensi dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas kejahatan ini," kata FSB, dikutip dari TASS 18 Desember.

"Karyawan dinas intelijen Ukraina yang terlibat dalam pengorganisasian serangan teroris juga akan ditemukan dan dihukum," kata kantor pers FSB.

Tersangka yang mengaku direkrut oleh badan intelijen Ukraina itu mengaku diimingi imbalan 100 dolar AS dan paspor Eropa.

"Mengapa saya melakukan ini? Saya ditawari 100.000 dolar AS dan paspor Eropa," katanya saat diinterogasi dalam sebuah video yang dipublikasikan oleh Pusat Hubungan Masyarakat Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB).

Letjen Kirillov dan ajudannya Mayor Polikarpov tewas akibat ledakan dari skuter yang dipasangi peledak di dekat apartemen di Jalan Ryazansky, Moskow pada Hari Selasa.

Tersangka memantau lokasi ledakan, memasang kamera pemantau yang terhubung langsung ke Dnepr (Dnipro, Ukraina) hingga menyewa kendaraan sewaan. Peledak itu kemudian diledakkan dari jarak jauh.