Bagikan:

JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra, Australia berhasil melakukan kontak dengan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Vanuatu usai gempa Magnitudo 7,4 melanda negara itu Hari Selasa.

Wakil Kepala Perwakilan RI di KBRI Canberra Lintang Paramitasari mengatakan, dalam pesan singkat, jaringan komunikasi mulai tersambung dan bisa mendapatkan kabar dari WNI di Vanuatu, seperti dikutip Rabu 18 Desember.

Sementara itu, Korfung Protokol dan Konsuler KBRI Canberra Haryo Adil Wicaksono mengatakan, WNI di Vanuatu menyampaikan kondisi mereka saat ini baik-baik saja dan tidak ada yang terluka.

"Hanya saja kondisi di Port Vila masih porak poranda, banyak bagian jalan yang rusak, gedung roboh, bangunan rusak dan fasilitas listrik, air dan telepon belum normal kembali," tulisnya dalam pesan singkat kepada VOI.

Haryo mengatakan, secara garis besar tidak ada WNI yang mengungsi akibat gempa kemarin.

"Sebagian besar WNI yang tinggal di Vanuatu bekerja sebagai ABK kapal ferry penyeberangan antar-pulau, dan info dari mereka hari ini kapal ferry sudah bisa beroperasi dan mereka sudah bekerja seperti normal," jelasnya.

"Sedangkan WNI yang bekerja sebagai pemilik restoran di sana, saat ini masih belum bisa bekerja lagi karena kondisi mall tempat restorannya berada dalam kondisi rusak parah," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, sedikitnya 14 orang tewas, termasuk dua warga China, dan 200 lainnya luka-luka akibat gempa Magnitudo 7,4 yang mengguncang Port Vila, ibu kota Vanuatu kemarin, saat tim penyelamat melakukan pencarian pada Hari Rabu, seperti dikutip dari Reuters.

Perdana Menteri sementara Charlot Salwai mengatakan komite bencana nasional telah mengumumkan keadaan darurat, memberlakukan jam malam selama tujuh hari di daerah yang paling parah terkena dampak.

Gempa kemarin merusak bangunan komersial, kedutaan besar dan sebuah rumah sakit. Komisaris Polisi Vanuatu Robson Iavro dalam sebuah pesan video, upaya penyelamatan difokuskan pada dua bangunan yang runtuh.