JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra, Australia tengah berupaya melakukan pendataan Warga Negara Indonesia (WNI) di Vanuatu, menyusul gempa dengan Magnitudo 7,4 yang mengguncang negara itu Hari Selasa.
Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,4 skala Richter mengguncang ibu kota Vanuatu, Port Vila, pada Hari Selasa, menurut Survei Geologi AS (USGS), dengan rekaman yang menunjukkan kerusakan pada sebuah gedung yang menjadi tempat kedutaan besar Amerika Serikat, dikutip dari Reuters 17 Desember.
Gempa bumi terjadi pada kedalaman 10 km (6,2 mil), menurut USGS.
Tidak ada laporan awal tentang cedera atau kematian.
Sementara, rekaman yang diunggah di media sosial menunjukkan jendela-jendela yang tertekuk dan pilar-pilar beton yang runtuh di sebuah gedung yang menjadi tempat misi-misi asing di ibu kota, termasuk Kedutaan Besar Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Selandia Baru.
Sistem Peringatan Tsunami AS membatalkan peringatan tsunami awal untuk Vanuatu.
Sedangkan otoritas Selandia Baru dan Australia mengatakan tidak ada ancaman tsunami bagi negara mereka.
USGS sendiri mengatakan tidak ada ancaman tsunami bagi wilayah Negeri Paman Sam di Guam dan Samoa Amerika.
Terpisah, KBRI Canberra yang wilayah kerjanya termasuk Vanuatu tengah melakukan upaya pendataan WNI, di tengah kesulitan melakukan komunikasi.
BACA JUGA:
"Kami sedang mendata keselamatan semua WNI yang ada di Vanuatu saat ini. Jaringan telekomunikasi sedang down sehingga cukup menyulitkan upaya komunikasi," kata Wakil Kepala Perwakilan RI di KBRI Canberra Lintang Paramitasari dalam pesan singkat kepada VOI.
Data terakhir, ada 47 ABK WNI dan 1 keluarga yang beristrikan orang Indonesia, kata Lintang.
"Sebagian besar WNI di Vanuatu adalah ABK Niaga yang tinggal di kapal. Tetapi ada juga WNI yang buka usaha. Semoga semua dalam keadaan sehat dan baik-baik saja," tambahnya.