JAKARTA - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengecam serangan udara Israel terhadap sekolah di Khan Younis, Gaza, yang menewaskan warga sipil Palestina pada akhir pekan.
Keluarga warga Palestina yang tewas di Khan Younis berkumpul di sekitar jenazah mereka yang dibungkus kain kafan sebelum dibawa ke pemakaman pada Hari Senin.
Pejabat kesehatan Palestina mengonfirmasi, sedikitnya 20 orang tewas akibat serangan tersebut, termasuk anak-anak.
"Orang-orang aman, tinggal di rumah mereka (tempat penampungan) setelah mereka salat magrib. Mereka duduk, tidur, dan tetap di tempat mereka," kata Manal Tafesh, yang saudara laki-lakinya dan anak-anaknya termasuk di antara mereka yang tewas, melansir Reuters 17 Desember.
"Anak-anak kami telah pergi, anak-anak kami telah pergi. Masa muda kami telah pergi. Anak-anak kami telah pergi, dan garis keturunan kami telah berakhir. Kapankah kegelapan ini akan berakhir?" katanya kepada Reuters di luar kamar mayat.
Militer Israel mengatakan pada Hari Senin, mereka telah menyerang militan Hamas yang beroperasi dari sebuah kompleks yang sebelumnya berfungsi sebagai sekolah yang dikelola PBB.
Kompleks itu juga dikatakan berfungsi sebagai kamp pelatihan untuk mempersiapkan dan merencanakan serangan terhadap pasukan Israel.
Militer Israel diketahui menuduh Hamas menggunakan penduduk sipil seperti rumah sakit, sekolah dan masjid untuk tujuan militer. Hamas membantah tuduhan tersebut sebagai dalih Israel untuk "membenarkan pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil".
BACA JUGA:
Terpisah, juru bicara PBB Stéphane Dujarric Sekolah Sheikh Jamil yang dikelola UNRWAh di Khan Younis menampung banyak orang terlantar, termasuk anak-anak, perempuan dan orang tua, mengecam pembunuhan warga sipil, dikutip dari WAFA.
"Kami sekali lagi mengutuk semua pembunuhan terhadap warga sipil," tegas Dujarric, dikutip dari Anadolu.
Kemarin, otoritas kesehatan Gaza mengonfirmasi jumlah korban tewa warga Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 45.028 orang, sementara korban luka-luka mencapai 106.962 orang, mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.