JAKARTA - Sekitar satu juta pengungsi Suriah diperkirakan akan kembali ke negaranya dalam kurun waktu waktu enam bulan pertama tahun 2025, kata pejabat badang pengungsi Perserikatan Bangsa Bangsa (UNHCR) pada Hari Selasa, meminta negara-negara tidak memaksa mereka melakukannya.
Serangan cepat pemberontak menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad dari kekuasaan pada 8 Desember lalu, meningkatkan kemungkinan sebagian dari jutaan pengungsi negara itu kembali ke tanah airnya setelah perang saudara selama 13 tahun.
"Sekarang kami telah memperkirakan bahwa kami berharap untuk melihat sekitar 1 juta warga Suriah kembali antara Januari dan Juni tahun depan, jadi kami berbagi rencana ini dengan para donor, meminta dukungan mereka," kata Direktur UNHCR untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Rema Jamous Imseis, melansir Reuters 17 18 Desember.
"Kami memiliki kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar dalam skala yang sama sekali tidak berkurang," tambahnya, seraya mencatat 1 juta orang telah mengungsi secara internal sejak serangan pemberontak dimulai.
Segera setelah pemberontak merebut kekuasaan, ribuan orang melarikan diri dari Suriah, sementara ribuan lainnya kembali ke negara itu, sebagian besar dari Turki, Lebanon, dan Yordania, kata Imseis.
Ia menambahkan, beberapa dari mereka yang melarikan diri mungkin terkait dengan pemerintah sebelumnya atau merupakan minoritas agama yang khawatir tentang kedudukan mereka di bawah otoritas baru, yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang pernah memiliki hubungan dengan al-Qaeda.
Dikatakan olehnya, negara-negara harus bersabar saat para pengungsi Suriah mempertimbangkan apakah akan kembali ke tanah airnya atau tidak.
BACA JUGA:
"Penting untuk menjaga perlindungan bagi warga Suriah yang telah menemukan perlindungan di negara tuan rumah, dan bahwa mereka tidak dikembalikan secara paksa ke Suriah," jelasnya.
Ditanya tentang keputusan beberapa negara untuk membekukan permohonan suaka bagi warga Suriah, ia berkata: "Kami telah sangat jelas dalam imbauan untuk tidak kembali ke semua negara. Masih terlalu dini untuk membuat keputusan ini tentang keselamatan dan stabilitas Suriah dan ada banyak pertanyaan yang perlu dijawab."