Bagikan:

JAKARTA - Hizbullah Lebanon menilai peristiwa di Suriah sebagai transformasi besar dan “berbahaya” usai penggulingan sekutunya, Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Hizbullah memainkan peranan penting dalam mendukung Assad selama bertahun-tahun berperang di Suriah, sebelum membawa para pejuangnya kembali ke Lebanon selama setahun terakhir untuk berperang melawan Israel.

Kejatuhan rezim Assad membuat Hizbullah kehilangan sekutu penting di sepanjang perbatasan timur Lebanon. Suriah yang dikuasai Assad telah lama menjadi saluran penting bagi Iran untuk memasok senjata kepada kelompok Islam Syiah Hizbullah.

“Apa yang terjadi di Suriah adalah transformasi besar, berbahaya dan baru, dan bagaimana serta mengapa apa yang terjadi memerlukan evaluasi, dan evaluasi tidak dilakukan di podium,” kata anggota parlemen Hizbullah Hassan Fadlallah dilansir Reuters, Senin, 9 Desember.

Kelompok bersenjata Suriah yang dipimpin oleh Islam Sunni Hayat Tahrir al-Sham menyerbu Damaskus pada Minggu, merebut ibu kota dan memaksa Assad berpindah ke Rusia.

Israel memberikan pukulan telak kepada Hizbullah selama lebih dari satu tahun permusuhan, yang dimulai ketika kelompok Lebanon melepaskan tembakan pada 8 Oktober 2023 sebagai bentuk solidaritas dengan sekutu Palestinanya, Hamas, di Gaza. Gencatan senjata di Lebanon mulai berlaku pada 27 November.