Bagikan:

JAKARTA - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, menilai fasilitas penanggulangan kebakaran dan jumlah petugas pemadam kebakaran (damkar) belum dimaksimalkan oleh Pemprov DKI selama ini.

Sementara, angka kebakaran di Jakarta masih tinggi. Sepanjang tahun 2023, kasus kebakaran mencapai 2.286 peristiwa. Penilaian ini Pramono sampaikan usai menemui warga korban kebakaran di Kelurahan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

"Selain kita kekurangan expert, kemampuan orang untuk melakukan itu, fasilitasnya juga sangat kurang. Sehingga, kebakaran yang seperti ini biasanya berhenti kalau udah hampir habis, tadi juga hampir habis berhenti. Ini menunjukkan bahwa penanganannya, mohon maaf, belum berjalan (maksimal)," kata Pramono, Selasa, 19 November.

Kebakaran di Sukabumi Utara yang terjadi pada Minggu, 17 Oktober malam itu menghanguskan 15 rumah. Warga terdampak kebakaran terpaksa mengungsi di tenda yang dibangun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.

Saat berdialog dengan warga yang menjadi korban kebakaran, Pramono menyimpulkan penyebab kebakaran di Jakarta yang melanda permukiman umumnya karena bangunannya berbahan triplek dan saling berhimpitan. Belum lagi, saat kebakaran melanda, petugas damkar seringkali kesulitan untuk menjangkau titik api.

"Memang hampir semua proses untuk penanganan kebakarannya selalu terlambat. Karena mobil enggak bisa masuk, pakai damkar nggak bisa. Pakai hidran, hidrannya enggak jalan. Sehingga begitu kejadian, rata," urai Pramono.

"Daerah ini termasuk yang daerah sebenarnya jarang sekali terbakar. Yang paling seringnya Tambora. Di sini, di Kebon Jeruk ini jarang, tetapi ini terjadi dan kalau dilihat betul-betul di daerah yang padat pemukiman," tambahnya.