Bagikan:

JAKARTA - Kita wajib tahu kondisi pemadam kebakaran (damkar) di DKI Jakarta. Hingga berita ini diturunkan, kenyataanya belum ada pos pemadam kebakaran di tiap kelurahan daerah.

Mungkin juga ini yang membuat ketika ada peristiwa kebakaran, respon penanganan tidak memenuhi standar secara ideal.

"Saat ini kita memang masih belum memenuhi standar itu dan kita baru ada 139 pos pemadam kebakaran yang harusnya ada di 267 kelurahan," kata Kadis Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi dikutip dari Antara, Senin 30 Januari.

Masalah lain juga muncul. Kalau seluruh pos itu terpenuhi, jumlah personel yang dibutuhkan pun terlampau banyak jika dibanding yang sekarang ini.

Kata Satriadi, untuk mewujudkan pos damkar di seluruh kelurahan, harus ada penambahan personel menjadi 10-11 ribu orang . Kondisi saat ini sebanyak 4000 petugas.

​​​​​​​

"Makanya kami terus berupaya bagaimana pemenuhan 'respond time' itu dengan membangun pos-pos bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk swasta dengan dibuatkan perjanjian agar turun jika terjadi kondisi gawat darurat," katanya.

Ia mengakui, kondisi anggaran saat ini tidak bisa melaksanakan pendirian pos damkar di tiap kelurahan.

Dia mencontohkan pada tahun ini anggaran sebesar Rp1,3 triliun. Sekitar 52 persen sudah habis untuk belanja pegawai, di luar biaya rutin untuk BBM, listrik, air dan perawatan rutin kendaraan, serta operasional pos.

Sementara sisa anggarannya, tambah Satriadi, difokuskan dalam pengadaan alat pelindung diri (APD) bagi personel damkar dan juga ketahanan masyarakat terhadap bahaya kebakaran seperti pembentukan relawan kebakaran dan hidran mandiri.

"Jadi, tahun ini konsentrasi kami terkait APD untuk 'rescue' personel damkar. Kemudian ketahanan masyarakat terkait pencegahan kebakaran," demikian Satriadi.