Ada Kelebihan Bayar Beli Mobil Damkar, Anak Buah Anies Klaim Uang Sudah Dikembalikan 90 Persen
ILUSTRASI/Simulasi robot damkar (Diah Ayu/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Satriadi Gunawan buka suara soal pengadaan pembelian mobil pemadam kebakaran yang dibayar lebih dari harga barang di dinasnya.

Soal itu, Satriadi mengklaim pihaknya sudah mengembalikan uang 90 persen dari kelebihan bayar Rp6,5 miliar. Namun, Satriadi enggan menyebut berapa nominal uang yang dikembalikan.

"Perkembangannya, 90 persen sudah kita kembalikan. (Nominalnya) hitung saja deh, enggak tahu," kata Satriadi kepada wartawan, Rabu, 14 April.

Menurut Satriadi, pembelian mobil pemadam kebakaran yang mereka beli pada tahun 2019 cukup berguna untuk menanggulangi kebakaran di Ibu Kota. Contohnya, mobil pemadam kebakaran robotik dan mobil LUF 60.

"Yang robotik yang kita beli, dua kali beraksi di kebakaran Apartemen Taman Sari sama di Pasar Minggu. Apartemen taman sari. Kalau enggak ada robotik itu, 113 warga di Taman Sari bisa berdampak itu. Alhamdulillah kita punya LUF 60, kita masuk ke terowongan, ada trafo di bawah kita bisa padamkan," ungkap dia.

Sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) DKI mengungkapkan adanya kelebihan bayar dalam pembelian alat pemadam kebakaran oleh Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI.

Berdasarkan laporan keuangan Pemprov DKI periode 2019, BPK temukan empat paket dana pengadaan mobil pemadam kebakaran dengan pengeluaran yang melebihi harga alat tersebut. Total kelebihan bayar tercatat sekitar Rp6,5 miliar.

Rinciannya, unit submersible memiliki harga riil Rp9 miliar, nilai kontrak Rp9,7 miliar, maka selisihnya Rp761 juta. Kemudian unit quick response dengan harga riil Rp36,2 miliar, nilai kontrak Rp 39,6 miliar, maka selisihnya Rp3,4 miliar

Selanjutnya, unit penanggulangan kebakaran pada sarana transportasi massal dengan harga riil Rp7 miliar, nilai kontrak Rp 7,8 miliar, selisihnya Rp844 juta. lalu, unit pengurai material kebakaran, harga riil Rp32 miliar, nilai kontrak Rp33 miliar, selisihnya Rp1 miliar.

Hal ini juga disorot oleh Anggota Fraksi PSI DPRD DKI August Hamonangan. Menurut August, Kelebihan bayar tersebut mestinya bisa digunakan untuk melakukan pengadaan lain seperti ratusan hidran mandiri.

“Pemprov DKI sangat ceroboh dan tidak transparan dalam mengelola uang rakyat. Tidak heran masih ditemukan anggaran janggal dan kemahalan seperti mobil pemadam ini, selisih miliaran rupiah ini harusnya bisa membiayai hidran mandiri yang lebih bermanfaat untuk warga,” kata August.