JAKARTA - Republik Islam Iran menegaskan mendukung keputusan apa pun yang diambil oleh gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah. Hal ini diungkap penasihat senior Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ali Larijani.
Konflik di Lebanon Selatan menunjukkan ketidakrasionalan dan kegagalan rezim Israel, kata Ali Larijani dalam wawancara dengan Al Mayadeen pada Sabtu pagi, seperti dikutip IRNA.
Dalam pernyataannya, Larijani mengatakan bahwa ia membawa pesan langsung dari Pemimpin Tertinggi Ayatollah Seyyed Ali Khamenei kepada Presiden Suriah Bashar Assad dan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri.
Pesan-pesan tersebut terutama menegaskan dukungan untuk rakyat Suriah dan Lebanon, serta gerakan perlawanan, ujar Larijani.
Larijani juga menekankan bahwa rancangan perjanjian gencatan senjata mencakup pasal-pasal yang dapat menghasilkan kesepakatan, asalkan Amerika Serikat dan rezim Israel tidak melanggarnya.
"Hizbullah, dengan komandan-komandan yang bijaksana, memiliki rasionalitas politik yang matang," ungkap Larijani, dikutip dari ANTARA, Sabtu, 16 November.
BACA JUGA:
Mengenai kebijakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Larijani mengatakan bahwa Netanyahu bermimpi mengubah Timur Tengah, tetapi ia tidak cukup kuat untuk mewujudkannya karena ketergantungannya pada kekuatan Amerika Serikat.
“Pembentukan Timur Tengah yang baru tidak dapat dicapai oleh individu tertentu, tetapi oleh mereka yang berjuang di medan perang dan melawan musuh,” tambahnya.
Di bagian lain wawancaranya, ia meyakinkan bahwa kemenangan akan tercapai karena tindakan genosida Zionis di Jalur Gaza telah membuat rakyat di kawasan ini lebih tangguh dan kuat.
Memimpin sebuah delegasi, Larijani berangkat ke Damaskus pada Kamis, 14 November, untuk mengadakan pembicaraan dengan para pejabat tinggi Suriah.
Setelah itu, ia mengunjungi Lebanon, bertemu dengan para pejabat senior negara Arab tersebut, dan bertukar pandangan tentang perkembangan terkini di kawasan.