Kataib Hizbullah Tangguhkan Operasi Militernya di Irak Usai Tiga Tentara AS Tewas
Ilustrasi militer AS. (Sumber: Departemen Pertahanan AS/Sgt. 1st Class Adrian Patoka)

Bagikan:

JAKARTA - Kelompok militan Kataib Hizbullah, milisi paling kuat yang didukung Iran di Irak pada Hari Selasa mengumumkan penanggung operasi militernya terhadap pasukan Amerika Serikat, dua hari setelah tiga tentara negara itu tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan drone di Yordania.

"Kami mengumumkan penangguhan operasi militer dan keamanan terhadap pasukan pendudukan (pasukan AS), untuk mencegah rasa malu bagi pemerintah Irak," kata Kataib Hizbullah dalam sebuah pernyataan, melansir CNN 31 Januari.

"Kami akan terus membela rakyat kami di Gaza di lain waktu. Dan kami merekomendasikan kepada para Mujahidin Brigade Hizbullah Merdeka yang pemberani untuk (melakukan) pertahanan pasif (sementara) jika terjadi tindakan permusuhan Amerika terhadap mereka," lanjut pernyataan itu.

Kataib Hizbullah dianggap sebagai faksi bersenjata paling kuat dalam Perlawanan di Irak, sebuah kelompok payung dari sejumlah milisi yang didukung Iran di negara tersebut.

Negeri Paman Sam menganggap Iran bertanggung jawab mempersenjatai dan mendukung kelompok-kelompok ini dan secara khusus menyebut Kataib Hizbullah sebagai pihak yang kemungkinan melakukan serangan mematikan pada hari Minggu.

Ditanya tentang pernyataan tersebut, sekretaris pers Pentagon Mayjen Pat Ryder mengatakan pada sebuah pengarahan: :Kami telah melihat laporan tersebut. Saya tidak punya komentar khusus untuk diberikan selain tindakan yang berbicara lebih keras daripada kata-kata."

AS telah melakukan serangkaian serangan di Irak dan Suriah sejak dimulainya perang di Gaza yang menargetkan Kataib Hizbullah dan kelompok lain, sebagai tanggapan atas serangan terhadap kepentingan AS di wilayah tersebut. Meski begitu, serangan masih terus terjadi. Pasukan AS di Timur Tengah telah diserang sekitar 166 kali sejak bulan Oktober, kata para pejabat AS.

Keputusan Kataib Hizbullah mengikuti upaya intensif selama berhari-hari yang dilakukan Perdana Menteri Irak untuk mencegah eskalasi baru setelah serangan Yordania, kata penasihat urusan luar negeri Farhad Alaadin.

"Perdana Menteri Mohammed Shia Al-Sudani telah bekerja keras dalam beberapa hari terakhir, melibatkan semua pihak terkait di dalam dan di luar Irak," kata Alaadin dalam sebuah wawancara, melansir Reuters.

"Semua pihak perlu mendukung upaya Perdana Menteri untuk mencegah kemungkinan eskalasi," tambahnya.

Didirikan setelah invasi pimpinan AS ke Irak pada tahun 2003, Kataib Hizbullah adalah salah satu faksi bersenjata elite Irak yang paling dekat dengan Iran.

Iran membantah terlibat dalam serangan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Irak, mengatakan semua anggota "Poros Perlawanan" Iran merencanakan dan melaksanakan operasinya sendiri.

Pemerintah Irak didukung oleh partai-partai dan kelompok bersenjata yang dekat dengan Iran, meskipun tidak secara langsung oleh kelompok garis keras yang menembaki pasukan AS, kata para pejabat Barat dan Irak.

Baghdad sendiri mengutuk serangan tersebut, mengatakan eskalasi regional akan terus berlanjut selama perang Gaza masih berlangsung.