JAKARTA - Dua pasukan penjaga perdamaian PBB terluka pada Jumat akibat serangan Israel di dekat menara pengawas di Lebanon selatan.
Dilaporkan ledakan juga mengguncang pangkalan utama penjaga perdamaian di daerah itu untuk kedua kalinya dalam 48 tahun. jam saat pasukan Israel memerangi Hizbullah.
Pasukan UNIFIL mengatakan insiden tersebut merupakan "perkembangan serius", dan keamanan personel serta properti PBB harus terjamin.
Prancis memanggil duta besar Israel. Sedangkan Rusia mengatakan pihaknya "marah" dan menuntut agar Israel menahan diri dari "tindakan permusuhan" terhadap pasukan penjaga perdamaian.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan terhadap personel PBB.
Konflik antara Israel dan Hizbullah meletus satu tahun lalu ketika kelompok yang didukung Iran mulai meluncurkan roket ke Israel utara untuk mendukung kelompok militan Palestina Hamas, pada awal perang Gaza.
Kekerasan semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir, ketika Israel mengebom Lebanon selatan, pinggiran selatan Beirut, dan Lembah Bekaa, menewaskan banyak pemimpin utama Hizbullah, dan mengirimkan pasukan darat melintasi perbatasan. Hizbullah pada bagiannya telah menembakkan roket lebih jauh ke Israel.
BACA JUGA:
Pada Kamis, 10 Oktober malam, 22 orang tewas dan 139 luka-luka dalam serangan di jantung ibu kota Lebanon, Beirut, kata perdana menteri sementara Najib Makati.
Tentara Lebanon mengatakan dua tentara tewas dan tiga lainnya terluka ketika pasukan Israel menyerang salah satu pos militernya di Kafra di selatan.
Israel mengatakan operasi militer di Lebanon bertujuan untuk membuat Israel utara aman bagi puluhan ribu orang yang terpaksa meninggalkan negaranya selama setahun terakhir akibat tembakan roket Hizbullah.