JAKARTA - Produksi rudal Iran tidak terganggu setelah serangan udara Israel terhadap negara itu, kata Menteri Pertahanan Aziz Nasirzadeh dikutip mengatakan pada Hari Rabu oleh media pemerintah.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Hari Senin mengucapkan selamat kepada pilot Israel karena merusak kemampuan produksi rudal Iran dalam serangan 26 Oktober.
"Musuh telah berusaha untuk melukai sistem pertahanan dan ofensif kami tetapi tidak terlalu berhasil karena kami telah membuat pengaturan dan mengetahuinya," kata Menhan Brigjen Nasirzadeh, melansir Reuters 30 Oktober.
Serangan udara tersebut dikatakan sebagai pembalasan atas serangan 1 Oktober, saat Iran meluncurkan hampir 200 rudal ke wilayah Israel, sebagai tanggapan atas tewasnya Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah, serta seorang jenderal senior Garda Revolusi Iran.
"Persediaan mereka sekarang sudah siap, dan ini memengaruhi kalkulasi mereka. Baik kemampuan serangan maupun pertahanan mereka telah melemah," kata Menhan Israel Gallant Hari Senin.
Sementara itu, dua peneliti Amerika mengatakan kepada Reuters minggu lalu, serangan udara Israel menghantam gedung-gedung yang digunakan Iran mencampur bahan bakar padat untuk rudal balistik. Itu "mungkin telah secara signifikan menghambat kemampuan Iran untuk memproduksi rudal secara massal".
BACA JUGA:
"Pengetahuan (produksi) itu asli, jadi tidak ada gangguan dalam proses pembuatan rudal," kata Menhan Iran, yang juga menyiratkan sistem pertahanan mungkin telah rusak dalam serangan itu karena ia mengatakan sistem itu "diganti sehari setelahnya".
Media pemerintah Iran juga melaporkan pada Hari Selasa, Menhan Nasirzadeh mengatakan negara itu masih mampu "melakukan belasan serangan rudal lagi" terhadap Israel seperti yang terlihat pada tanggal 1 Oktober dan 13 April.