Bagikan:

JAKARTA - Kelapa Staf Israel Defense Forces (IDF) Letjen Herzi Halevi mengakui, serangan yang menewaskan Pemimpin Kelompok Militan Palestina Hamas Yahya Sinwar di Gaza, bukanlah operasi yang direncanakan sebelumnya.

"Pembunuhan Sinwar tidak direncanakan sebelumnya," katanya dalam perjalanan ke Gaza utara, menurut pernyataan dari IDF, melansir TASS 25 Oktober.

Menurut Kepala Staf IDF, kehadiran unit Brigade ke-450, yang tentaranya membunuh Sinwar, juga tidak direncanakan sebelumnya di daerah itu, katanya.

"Mereka tidak tahu siapa yang mereka tembak," ungkap Letjen Halevi.

Kendati demikian, ia juga menegaskan pembunuhan pemimpin Hamas itu tidak terjadi sepenuhnya secara kebetulan, karena hal itu terjadi setelah tekanan terus-menerus terhadap kelompok militan oleh Israel Defense Forces.

"Itu tidak terjadi secara kebetulan. Ini adalah kerja yang metodis, hasil dari tekanan terhadap Rafah, hasil dari eliminasi brigade (Hamas) di Rafah," kata Letjen Halevi.

"Ini juga merupakan hasil (kerja) komando regional, yang bersikeras mengerahkan lebih banyak pasukan selama bulan liburan ini (hari libur tradisional Yahudi berlangsung hampir sepanjang bulan Oktober musim gugur ini), bergerak maju, mempertahankan kendali operasional atas wilayah tersebut," urainya.

"Ini adalah kerja yang metodis, bukan kebetulan," tandasnya.

Sebelumnya, Israel Defense Forces mengumumkan pada 17 Oktober, mereka telah melumpuhkan tiga militan di Gaza sehari sebelumnya, dan salah satunya bisa jadi adalah pemimpin Hamas.

IDF mengonfirmasi beberapa jam kemudian, salah satu mayat memang diidentifikasi sebagai Sinwar. Israel menganggapnya sebagai salah satu pelaku utama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Belakangan, kelompok militan Palestina Hamas mengonfirmasi tewasnya pengganti mendiang Ismail Haniyeh tersebut pada 18 Oktober.