JAKARTA - Pekerja bantuan PBB di Gaza utara tidak dapat mendapatkan makanan, air atau perawatan medis setelah hampir tiga minggu pemboman Israel tanpa henti.
Philippe Lazzarini, Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menguraikan kondisi mengerikan yang dialami staf UNRWA di bagian utara wilayah kantong tersebut, di mana ratusan ribu orang menghadapi situasi kemanusiaan yang mengerikan di tengah serangan militer Israel yang baru.
“Bau kematian ada di mana-mana saat jenazah dibiarkan tergeletak di jalan atau di bawah reruntuhan. Upaya untuk membersihkan jenazah atau memberikan bantuan kemanusiaan ditolak,” katanya dalam postingan di X dilansir CNN, Selasa, 22 Oktober.
“Di Gaza utara, orang-orang hanya menunggu kematian. Mereka merasa ditinggalkan, putus asa dan sendirian. Mereka hidup dari satu jam ke jam berikutnya, takut mati setiap detiknya,” sambungnya.
BACA JUGA:
CNN sebelumnya melaporkan warga Palestina yang melarikan diri dari lokasi operasi militer Israel di Gaza utara ditembaki saat mereka mengungsi, menurut penduduk di sana..
Lazzarini kembali menyerukan gencatan senjata meskipun hanya beberapa jam untuk memungkinkan perjalanan kemanusiaan yang aman bagi keluarga yang ingin meninggalkan daerah tersebut dan mencapai tempat yang lebih aman.
“Ini adalah upaya minimal untuk menyelamatkan nyawa warga sipil yang tidak ada hubungannya dengan konflik ini,” katanya.