Jokowi Perintahkan Anak Buahnya Percepat Evakuasi Korban Banjir Bandang NTT
Presiden Jokowi (DOK. BPMI Setpres)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannya untuk melakukan percepatan terhadap proses evakuasi korban banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Jokowi meminta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menambah jumlah personel penyelamat.

"Percepatan proses evakuasi, pencarian, dan penyelematan korban yang belum ditemukan. Saya minta Kepala BNPB, Kepala Basarnas, dibantu dengan Panglima TNI dan Kapolri dengan seluruh jajarannya mengerahkan tambahan personil SAR. Sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah, terdampak termasuk wilayah terisolir," kata Jokowi dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 6 April.

Kemudian, Jokowi juga meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono untuk segera mengerahkan alat-alat berat dari berbagai tempat.

"Jika jalur darat masih sulit ditembus, saya juga minta agar dipercepat pembukaan akses melalui laut maupun udara," ungkap Jokowi.

Selain itu, Jokowi meminta petugas kesehatan segera dihadirkan untuk mengobati korban yang luka-luka yang memerlukan penanganan medis. Jokowi meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk segera sampai di lokasi bencana.

"Saya minta Menteri Kesehatan juga untuk memperbanyak tempat-tempat pelayanan kesehatan di lapangan, juga mempersiapkan rumah sakit untuk menangani para korban, serta memastikan ketersediaan tenaga medis dan obat-obatnya," jelasnya.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin, 5 April pukul 23.00 WIB Total korban jiwa dalam bencana banjir NTT berjumlah 128 warga meninggal dunia. Rinciannya, Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12.

Total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.

sebanyak 2.019 KK atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak. Pemerintah daerah terus memutakhirkan data dari kaji cepat di lapangan. Warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT.