JAKARTA - Toko serba ada dan pusat perbelanjaan di Jepang semakin banyak yang mendirikan ruang salat untuk memenuhi kebutuhan umat Islam, di tengah meningkatnya jumlah pengunjung dari negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim.
Department Store Matsuya Ginza di distrik perbelanjaan kelas atas Tokyo misalnya, sejumlah orang berbaris di depan sebuah ruangan yang ditunjuk sebagai “ruang salat” pada waktu-waktu tertentu dalam sehari.
Ruangan ini dilengkapi dengan area untuk mengambil air wudhu untuk bersuci sebelum beribadah dan memiliki sajadah untuk beberapa orang yang ingin salat.
Seorang wanita Malaysia berusia 30-an mengatakan, ia telah mencari ruang salat secara online sebelum tiba di Jepang, dan ia merasa bersyukur karena sulit untuk menemukan ruang salat di tengah-tengah area metropolitan.
Umat Muslim biasanya melakukan salat lima kali sehari, meskipun ada juga yang mengurangi frekuensinya menjadi tiga kali ketika sedang dalam perjalanan, menurut Badan Pariwisata Jepang. Kegiatan mereka akan terbatas jika mereka tidak dapat menemukan ruang salat dan harus kembali ke penginapan.
“Ruang salat adalah infrastruktur yang diperlukan seperti kamar mandi dan ruang menyusui,” kata seorang pejabat industri ritel, seraya menambahkan orang-orang di industri ini perlu bekerja sama untuk menyediakan ruangan tersebut, dikutip dari Kyodo News 10 Oktober.
Di antara department store lainnya di Tokyo, Shibuya Parco di distrik perbelanjaan Shibuya juga telah membuka ruang ibadah.
Sementara itu, Aeon Mall Co., yang mengoperasikan kompleks perbelanjaan berskala besar, telah memasang ruang ibadah di tujuh gerai di Prefektur Chiba, Kanagawa, Aichi, Hiroshima, dan Okinawa, dengan rencana untuk memperluas layanan ini ke gerai-gerai lainnya.
BACA JUGA:
Diketahui, jumlah wisatawan mancanegara dari Indonesia, Malaysia dan Turki yang datang ke Jepang melampaui 870.000 orang pada tahun 2023, meningkat 2,7 kali lipat dari satu dekade yang lalu, menurut Organisasi Pariwisata Nasional Jepang.