Bagikan:

JAKARTA - Hingga 2,5 juta orang membutuhkan bantuan pangan kemanusiaan yang mendesak di Lebanon ketika perang Israel dengan Hizbullah berkecamuk di negara tersebut, menurut Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).

Dilansir CNN, Jumat, 11 Oktober, dalam laporan yang diterbitkan, USAID – mengutip Jaringan Sistem Peringatan Dini Kelaparan – mengatakan jumlah orang yang membutuhkan bantuan telah meningkat hingga 40 persen dari populasi.

Beberapa wilayah diperkirakan akan tetap berada pada tingkat “krisis” hingga Januari, termasuk ibu kota Beirut dan pinggiran selatannya.

Menurut laporan tersebut, gangguan rantai pasok pangan yang terjadi saat ini dan yang akan terjadi mendorong rumah tangga untuk menimbun makanan dan kebutuhan pokok di tengah kenaikan harga roti dan komoditas pokok lainnya

Israel menghantam Lebanon dengan operasi militer serangan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya, menewaskan lebih dari 1.500 orang, melukai lebih dari 8.000 orang dan membuat lebih dari 1 juta orang mengungsi, menurut kementerian kesehatan Lebanon.

Seperempat wilayah Lebanon berada di bawah perintah pengungsian militer Israel, menurut PBB.. Ini menjadi tanda meningkatnya skala krisis kemanusiaan dan perluasan perang Israel melawan Hizbullah.