Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari menyebut masyarakat tidak perlu khawatir jika mengalami gejala usai menerima vaksinasi COVID-19.

"Kalau kejadian pascaimunisasi, berarti itu vaksinnya berkhasiat, dan tubuh membentuk respons. Jadi, ada reaksi. Itu gejalanya sudah diamati," ungkap Hindra dalam tayangan Youtube Kementerian Kesehatan RI, Minggu, 4 April.

Hindra menyebut, pihaknya telah mengamati sejumlah gejala yang timbul pascavaksinasi mulai dari preklinis, uji klinis fase 1, fase 2, fase 3 hingga saat ini. Sekarang, proporsinya masih dalam batas aman.

"Kami lihat laporan yang masuk seperti demam, pusing, muntah, mual, lemas, nyeri otot, ada yang ga nafsu makan, ada yang nafsu makan, kita catat laporan reaksi medis yang masuk. Ini reaksi di mana tubuh tersensitisasi benda asing yang masuk untuk mengadakan reaksi kekebalan," ucap Hindra.

Lalu, jika ada peningkatan proporsi gejala, Komnas KIPI akan memberi peringatan dan rekomendasi. Misalnya ini memberikan reaksi lebih dari yang biasa, maka kita harus suspend sementara sambil menelaah bukti yang ada. Kalau sudah aman, boleh deh kita teruskan kembali," jelasnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyarankan masyarakat yang mengalami gejala efek samping setelah vaksinasi untuk melakukan kompres dan banyak minum air putih.

"Rasa sakit dan tidak nyaman setelah divaksinasi dapat dikurangi dengan beberapa upaya, seperti pengompresan di area suntik atau menjamin hidrasi tubuh terjaga dengan baik," kata Wiku.

Wiku meminta masyarakat untuk tidak khawatir jika mengalami gejala usai vaksinasi. Hal ini dinamakan dengan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). 

"Setelah proses vaksinasi dilakukan terdapat dua peluang kemunculan kejadian yang tidak diharapkan, yakni KIPI maupun reaksi simpang atau efek samping," ujar dia.