Bagikan:

JAKARTA - Kremlin pada Hari Senin menepis spekulasi penurunan hubungan diplomatik Rusia dengan Amerika Serikat, saat Duta Besar Anatoly Antonov meninggalkankan Washington D.C setelah masa dinasnya berakhir, mengatakan duta besar baru akan ditunjuk kemudian.

Ketika ditanya apakah kembalinya Dubes Antonov mengindikasikan hubungan dengan Washington sedang mengalami penurunan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tidak.

"Tidak, tentu saja seorang duta besar akan ditunjuk pada waktu yang tepat," kata Peskov, melansir Reuters 7 Oktober.

Sebelumny, media Rusia TASS melaporkan Duta Besar Antonov kembali ke Moskow pada Sabtu lalu, seiring dengan berakhirnya masa tugasnya, saat hubungan Moskow dan Washington menegang.

"Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Ivanovich Antonov menyelesaikan tugasnya di Washington dan menuju Moskow," lapor TASS mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri.

Mengutip Anadolu dari kantor-kantor berita Rusia akhir pekan lalu, Duta Besar Antonov meninggalkan Negeri Paman Sam pukul 17.00 waktu setempat.

Antonov (69) yang merupakan diplomat karir, menjabat sebagai Duta Besar Rusia untuk AS sejak tahun 2017 silam. Juli lalu, ia mengatakan tugasnya akan segera berakhir.

Peskov mengatakan, Presiden Vladimir Putin saat ini belum dijadwalkan untuk menerima Antonov, tetapi menambahkan bahwa duta besar memiliki kesempatan untuk melapor kepada presiden setiap hari.

Diketahui, Antonov yang lahir di Siberia dipandang sebagai seorang yang agresif namun masih mampu mencapai kompromi.

Tidak disebutkan siapa yang akan menggantikan diplomat senior yang dianggap sebagai negosiator bergaya militer tersebut.

Ketegangan Barat dengan Rusia terkait Ukraina saat ini, tidak ada bandingannya dalam sejarah dan sebuah kesalahan dapat menyebabkan bencana, kata seorang diplomat senior Rusia Kamis pekan lalu, ketika ditanya tentang perbandingan dengan Krisis Rudal Kuba tahun 1962.

Perang Ukraina yang telah berlangsung selama dua setengah tahun, menjadi perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua, memicu konfrontasi besar antara Rusia dan Barat, dengan para pejabat Rusia mengatakan perang tersebut kini memasuki fase yang paling berbahaya.