JAKARTA - Anak-anak di Lebanon menderita luka parah akibat serangan dan pecahan peluru, kata juru bicara badan PBB untuk Anak-anak pada hari Senin, saat perang Israel dengan Hizbullah meningkat.
"Korban konflik ini telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir dan benar-benar, benar-benar berdampak besar pada anak-anak di sini dalam hal jumlah yang tewas dan terluka tetapi juga yang mengungsi," kata juru bicara UNICEF Tess Ingram kepada Michael Holmes dari CNN, seperti dilansir 7 Oktober.
"Dokter yang saya ajak bicara memberi tahu kami anak-anak memiliki bekas luka perang, baik secara fisik maupun mental," ungkapnya.
Ingram mengatakan, cedera yang paling umum adalah luka pecahan peluru. Beberapa anak juga menderita cedera otak, gegar otak dan cedera anggota tubuh akibat terlempar oleh ledakan.
Selain itu, anak-anak juga mengalami kecemasan, mimpi buruk dan bayang-bayang masa secara mental.
Serangan Israel terhadap Hizbullah telah menewaskan lebih dari 1.400 orang di Lebanon dalam beberapa minggu terakhir, menurut kementerian kesehatannya, dan menciptakan krisis kemanusiaan.
UNICEF mengatakan lebih dari 690 anak terluka di Lebanon saat konflik meningkat dalam enam minggu terakhir, dan lebih dari 400.000 anak telah mengungsi dari rumah mereka saat keluarga mencoba melarikan diri dari serangan.
BACA JUGA:
"Orang-orang telah mengungsi dari Lebanon selatan, tetapi juga pinggiran selatan di Beirut tempat serangan benar-benar intensif, khususnya beberapa hari terakhir ini, serangan konsisten terjadi pada malam hari, tetapi juga meningkat pada siang hari sekarang," jelasnya.
Terpisah, pihak berwenang Lebanon mengatakan lebih dari 1,2 juta orang telah mengungsi sejak pertempuran meningkat bulan lalu. Banyak yang telah ditempatkan sementara di sekolah-sekolah di seluruh negeri.