JAKARTA - Direktur Eksekutif Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Catherine Russell, menyatakan sangat prihatin dan terpukul atas pembunuhan anak-anak dalam serangan terbaru Israel di Lebanon.
"Saya terguncang dengan laporan yang menyebutkan sedikitnya lima anak tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan pekan ini di #Lebanon," kata Catherine Russell, mengutip ANTARA, Minggu 22 September.
Ia menambahkan bahwa setidaknya 25 anak dilaporkan tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka dalam 11 bulan terakhir.
"Eskalasi ini menempatkan lebih banyak anak dalam risiko kematian, cedera, dan ketakutan. Peningkatan permusuhan ini mengancam anak-anak di Lebanon dan sekitarnya. Ini harus segera dihentikan," tambah Russell.
Jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel pada Jumat (20/9) di wilayah pinggiran Selatan Beirut meningkat menjadi 37 orang, menurut kementerian kesehatan Lebanon.
BACA JUGA:
Serangan tersebut terjadi setelah perangkat genggam dan penyeranta (pager) yang digunakan kelompok Hizbullah meledak pada Selasa dan Rabu di Lebanon, menewaskan setidaknya 37 orang, termasuk anak-anak.
Selain itu, lebih dari 3.000 orang terluka.
Israel dan Hizbullah telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya perang mematikan Israel di Jalur Gaza.
Perang Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 41.300 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, setelah serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.