Bagikan:

JAKARTA - Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, menilai serangkaian permohonan maaf yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai kesempatan merupakan bukti keseriusan presiden dalam merefleksikan kebijakan yang telah dijalankan selama masa kepemimpinannya.

Beberapa momen ketika Presiden Jokowi memohon maaf, antara lain saat meninjau Pasar Soponyono di Surabaya, Pasar Delimas Raya di Kabupaten Deli Serdang, Pasar Mawar di Pontianak, serta gudang Bulog di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Yang terbaru, Presiden menyampaikan permohonan maaf di Pasar LIPA Kalabahi, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis kemarin.

"Permohonan maaf yang disampaikan beliau di berbagai kesempatan menunjukkan keseriusan beliau dalam merenungi kebijakan yang telah diambil," ujar Yusuf dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, dikutip Jumat 4 Oktober.

Pernyataan ini berkaitan dengan kebiasaan Presiden Jokowi yang dalam beberapa kunjungan kerja selalu menyempatkan diri untuk memohon maaf kepada masyarakat. Dalam banyak kesempatan, permohonan maaf tersebut disampaikan Jokowi saat melakukan kunjungan ke pasar-pasar rakyat untuk memantau harga bahan pokok.

Yusuf menegaskan Presiden Jokowi telah menunjukkan sikap rendah hati dan keberanian dalam meminta maaf secara langsung, mengakui ketidaksempurnaan sebagai manusia dan sebagai kepala negara. Menurutnya, tindakan ini mencerminkan integritas, kenegarawanan, serta kepedulian Presiden terhadap tanggung jawab yang diembannya.

"Ini adalah bentuk komitmen beliau terhadap prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam kepemimpinannya," tambah Yusuf.

Permintaan maaf yang dilakukan presiden juga menunjukkan hubungan langsung dan erat dengan rakyat. Hal ini menunjukkan rasa empati Jokowi.