Bagikan:

JAKARTA - Ibadah tri hari suci yang dilakukan umat Katolik khususnya Jumat Agung terasa berbeda di tengah pandemi COVID-19. Hal ini diceritakan seorang jemaat Gereja Katedral Jakarta yang baru selesai mengikuti ibadah pukul 15.00 WIB, Jumat, 2 April. 

Selain lebih sepi, ada sejumlah protokol kesehatan yang harus ditaati demi mencegah penularan virus di tengah para jemaat yang hadir. "Berasa banget bedanya, tadi di dalam juga sepi kan karena dibatasi," kata William saat berbincang dengan VOI, Jumat, 2 April.

Ini adalah kali pertama William beribadah secara langsung di gereja. Sebab, selama pandemi COVID-19, seluruh peribadahan dilakukan secara daring. Pria berusia 27 tahun ini bercerita prosesi awal sebelum dia menjalankan ibadah Jumat Agung.

Kata William, dirinya lebih dulu mendaftar ke situs yang disediakan oleh Keuskupan Agung Jakarta untuk mendapatkan QR Code yang jadi syarat masuk ke dalam Gereja Katedral Jakarta.

"Terus kan tadi datang diperiksa scan barcode-nya, habis itu cek suhu juga sebelum masuk," ungkapnya.

Selanjutnya, ketika di dalam gereja protokol kesehatan jaga jarak juga dilakukan. William mengatakan, di dalam suasananya juga sepi dibandingkan peribadahan sebelum pandemi terjadi dan prosesi yang dilakukan juga berbeda.

"Enggak ada cium salib, karena kan kalau begitu nempel ya. Jadi tadi lebih berasa seperti doa bersama-sama," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Humas Gereja Katedral Jakarta, Susiana Suwandie menyebut pelaksanaan ibadah peringatan tri hari suci sedikit berbeda di tengah pandemi COVID-19. Salah satunya, adalah ditiadakannya prosesi mencium salib saat ibadah Jumat Agung dilakukan.

Adapun prosesi mencium salib merupakan salah satu bentuk penghormatan yang dilakukan umat Katolik. Jika biasanya, satu per satu umat akan maju dan mencium salib tersebut, prosesi ini berubah di tengah pandemi.

"Di masa pandemi ini penghormatan salib dari masing-masing tempat (duduk jemaat, red). Petugas hanya mengangkat salib di area depan dan semua umat hormat dr tempat masing," kata Susiana kepada wartawan di Gereja Katedral Jakarta, Jumat, 2 April.

Selain itu, pemangkasan waktu ibadah juga dilakukan oleh Gereja Katedral Jakarta. "Di masa pandemi ini memang dipersingkat tapi tidak mengurangi makna dan kekhusukan. misalnya yang biasa ibadah 90 menit bisa dilakukan lebih singkat yaitu 60 menit," ungkapnya.

Gereja Katedral Jakarta hanya menyediakan 309 kursi untuk jemaat atau 20 persen dari kapasitas gereja. Hal ini dilakukan demi mengikuti aturan pencegahan penularan COVID-19.

Para jemaat juga harus mendaftarkan dirinya terlebih dahulu di situs Keuskupan Agung Jakarta. Adapun rangkaian acara ibadah Jumat Agung hari ini, akan diselenggarakan sebanyak dua sesi yaitu pukul 15.00 WIB dan 18.00 WIB.