Bagikan:

JAKARTA - Keluarga Vino Satriani (15) salah satu dari 7 jenazah korban Kali Bekasi mempertanyakan prosedur aparat Kepolisian Tim Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota ketika melaksanakan patroli hingga menyebabkan 7 remaja meninggal dunia.

"Kalau menurut kita tidak sesuai SOP (standar operasional prosedur) atau memang seperti itu SOP-nya, itu yang dipertanyakan. Sesuai SOP atau memang SOP seperti itu, harus membiarkan?," kata Maulana saat dikonfirmasi VOI, Rabu, 2 Oktober.

Pihak keluarga juga akan menempuh upaya hukum demi mencari keadilan atas meninggalnya Vino Satriani dalam insiden penggerebekan oleh polisi patroli di Kali Bekasi.

"Jelas, kita semua di posisi sama. Kenapa saat tercebur itu tidak semuanya diselamatkan? Harusnya ada upaya, dicari gitu kan. Kenapa sampai korban berani menceburkan dirinya, ada apa?," ujarnya.

Selain itu, menurut informasi yang didapat Maulana, sebelum para remaja menceburkan diri ke Kali Bekasi, mereka sempat dengar suara sirine dan rombongan patroli polisi.

"Ada yang ditabrak juga pas masih ada yang di atas motor, saksi katanya ada yang ditabrak dulu. Dikejutkan lah gitu. Dan ada sirine dan baru suara tembakan. Menurut saksi ada dua (suara tembakan) peringatan," katanya.

Untuk itu, Maulana mempertanyakan prosedural patroli terhadap anak-anak yang hanya sekadar berkumpul.

"Harusnya pihak Kepolisian tahu, sebelum penggerebekan dia harus hafal medannya dulu. Banyak yang sudah berlarian juga (remaja)," ucapnya.

Perlu diketahui, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia tengah melakukan pemantauan atas penemuan tujuh orang yang meninggal di Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi pada Minggu 22 September.

Komnas HAM telah melakukan beberapa langkah. Pertama, meminta keterangan Kapolda Metro Jaya dan jajarannya di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Kedua, meminta keterangan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Pusdokkes Polri.

Kemudian meminta keterangan 10 orang yang berada di sekitar Kali Bekasi dan melakukan peninjauan lokasi/lapangan di Kali Bekasi, Kali Cikeas dan Kali Cileungsi.