JAKARTA - Iran mengatakan tuduhan mereka menargetkan mantan pejabat AS tidak berdasar, setelah mantan presiden AS Donald Trump blak-blakan menyebut Iran sebagai ancaman besar bagi nyawanya.
“Jelas bahwa tuduhan seperti itu hanyalah bagian dari menciptakan suasana pemilu di AS, dan bahkan tidak layak untuk ditanggapi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani dilansir Reuters, Kamis, 26 September.
Trump, kandidat Partai Republik yang akan kembali menjadi presiden, mengatakan pada Rabu, 25 September, Iran mungkin berada di balik upaya pembunuhannya baru-baru ini.
Trump menyatakan jika dia menjadi presiden dan negara lain mengancam calon presiden AS, maka negara tersebut berisiko “hancur berkeping-keping”.
"Ada dua upaya pembunuhan dalam hidup saya yang kami ketahui, dan mungkin melibatkan atau tidak melibatkan Iran, tapi mungkin memang melibatkan Iran, tapi saya tidak begitu tahu," kata Trump di Carolina Utara.
BACA JUGA:
Trump melontarkan pernyataan tersebut setelah para pejabat intelijen AS memberi pengarahan kepadanya sehari sebelumnya mengenai ancaman nyata dan spesifik dari Iran untuk membunuhnya.
Otoritas federal sedang menyelidiki upaya pembunuhan yang menargetkan Trump di lapangan golfnya di Florida pada pertengahan September dan pada rapat umum di Pennsylvania pada Juli 2024.
Belum ada pernyataan publik dari lembaga penegak hukum mengenai keterlibatan Iran atau kekuatan asing lainnya dalam insiden tersebut.