JAKARTA - Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menolak proposal gencatan senjata dengan Hizbullah setelah Amerika Serikat dan Prancis menyerukan penghentian perang dalam 21 hari.
"Tidak akan ada gencatan senjata di wilayah utara. Kami akan terus berperang melawan organisasi teroris Hizbullah dengan seluruh kekuatan kami sampai kemenangan dan warga wilayah utara kembali dengan selamat ke rumah mereka," kata Katz dalam pernyataan di X dilansir Reuters, Kamis, 26 September.
Pernyataan tersebut memupuskan harapan akan penyelesaian damai yang cepat, setelah Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyatakan harapan gencatan senjata dapat segera dicapai
Pertempuran terberat dalam hampir dua dekade antara Israel dan kelompok Hizbullah yang didukung Iran telah menimbulkan kekhawatiran akan serangan darat baru Israel di perbatasan Lebanon-Israel.
BACA JUGA:
Hizbullah telah berhadapan dengan militer Israel sejak gerakan Muslim Syiah diciptakan oleh Garda Revolusi Iran pada tahun 1982 untuk melawan invasi Israel ke Lebanon. Sejak saat itu, Iran berkembang menjadi proksi Teheran yang paling kuat di Timur Tengah.
Amerika Serikat, Perancis dan beberapa sekutunya menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari di perbatasan Israel-Lebanon dan juga menyatakan dukungan untuk gencatan senjata di Gaza setelah diskusi intensif di PBB pada Rabu, 25 September.