Bagikan:

JAKARTA - Perhimpunan Dokter Forensik Medikolegal Indonesia (PDFMI) membeberkan penyebab kematian Afif Maulana akibat terjatuh dari ketinggian 14,7 meter. Kesimpulan itu berdasarkan hasil ekshumasi dan autopsi yang telah dilakukan.

Afif Maulana merupakan pelajar yang ditemukan tewas mengapung di Sungai Batang Kuranji, Padang, Sumbar pada 9 Juni 2024.

"Dari hasil penelusuran kami, penyebab kematian almarhum adalah cedera berat di beberapa area, terutama di bagian pinggang, punggung, dan kepala, yang menyebabkan patah tulang di bagian belakang kepala dan luka serius pada otak. Ini adalah hasil dari cedera tumpul yang terjadi akibat jatuh dari ketinggian," ujar Ketua Tim Ekshumasi FDFMI, Ade Firmansyah dikutip Kamis, 26 September.

Berdasarkan analisis bukti-bukti luka lecet di bahu kiri dan robek di kaki kiri muncul atau diderita Afif masih dalam kondisi hidup hingga kemudian terjatuh.

Kemudian, pada sample tulang ditemukan adanya tanda intravital pada kepala, jaringan otak, tulang hidung dan tulang kemaluan. Penyebabnya panic high atau tekanan tinggi, sesuai dengan perhitungan tinggi jembatan, berat badan Afif dan tekanan yang dihasilkan.

Pada tubuh Afif juga terdapat luka di bagian iga belakang akibat benturan. Dari benturan itu juga, tulang sumsum remaja itu tertarik dan mengakibatkan cederanya batang otak.

Ditegaskannya, tim forensik tidak menemukan kesesuaian antara luka di tubuh Afif dan dugaan adanya penganiayaan. Sebab, tidak ada luka di bagian kepala.

"Energi potensial sebesar ini memang akan melebihi toleransi tubuh manusia. Dimana di daerah kepala itu batasannya 1.800 joule, di daerah leher 1.800-2.300 joule, untuk daerah dada sebesar 60 joule, daerah tungkai, lebih dari 80 ribu joule," kata Ade.

Sebagai pengingat, Afif ditemukan tewas mengapung di Sungai Batang Kuranji, Padang, Sumbar pada 9 Juni 2024. Saat ditemukan, ada luka memar pada bagian punggung dan perut korban.

Dari investigasi lembaga bantuan hukum Padang dan keterangan saksi di lokasi, Afif dan beberapa rekannya dituduh akan tawuran lantas mendapat banyak tindakan penyiksaan oleh anggota Sabhara Polda Sumbar.