JAKARTA - Pimpinan Pusat Muhammadiyah prihatin dengan peristiwa serangan teror yang terjadi di Mabes Polri, Rabu sore, 31 Maret. Muhammadiyah menilai 'kebobolan' penyerangan yang terjadi di dalam lingkungan markas polisi bak tamparan keras bagi institusi Polri.
"Ini merupakan tamparan keras bagi aparatur keamanan, khususnya kepolisian. Karena dilakukan di jantung dari komando keamanan nasional," ujar Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti dalam keterangannya, Kamis, 1 April.
Polri, lanjutnya, tidak boleh menganggap enteng ancaman terorisme di Tanah Air. Apalagi, dari peristiwa tersebut aksi teror sudah melibatkan perempuan.
BACA JUGA:
Karenanya, kata Mu'ti, Polri juga harus lebih mempertebal pengamanan dan pengawasan dalam memberantas terorisme di Indonesia. Bukan hanya melindungi masyarakat, termasuk ancaman bagi kepolisian itu sendiri.
"Polisi tidak hanya melindungi dan memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat tapi melindungi dirinya sendiri," katanya.