Menanti Hasil Audit Pengamanan Mabes Polri yang Berhasil Ditembus Terduga Teroris
Mabes Polri (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Markas besar (Mabes) Polri berbenah pada sistem pengamanan buntut terduga teroris berinisial ZA yang berhasil masuk dengan membawa senjata. Petugas pos kemanan diaudit karena dianggap kecolongan dengan terjadinya aksi penyerangan tersebut.

"Itu kenyataan memang lolos dari penjagaan. Ini sedang diaudit masalah pengamanan kita," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono kepada wartawan, Kamis, 1 April.

Audit menurut Rusdi bakal mendalami sistem atau skema pengamanan yang diberlakukan. Tak hanya pengamanan Mabes Polri, semua markas kepolisian juga bakal diaudit skema pengamanannya.

"Ya ini sedang didalami sampai lolos seperti itu dan sekali lagi itu menjadi bagian audit bagaimana pengamanan di Mabes Polri dan juga sekali lagi markas-markas polisi di kewilayahan," papar dia.

Selain itu, dipastikan para petugas yang berjaga saat perempuan pelaku teroris ZA masuk ke dalam Mabes Polri akan diperiksa. Dari pemeriksaan akan diketahui ada tidaknya kesalahan dalam pola penjagaan.

"Ya pasti itu diperiksa lebih memperjelas bagaimana ZA bisa masuk dan melaksanakan aksinya di Mabes Polri," kata dia.

Namun Rusdi menyebut kemungkinan besar para petugas mempersilakan ZA masuk area Mabes Polri karena harus melayani masyarakat. Sebab ZA berbaur dengan masyarakat.

"Jadi, satu hal yang tidak bisa dihindari oleh Polri sebagai salah satu tugas pokoknya adalah pelayan masyarakat ini sesuai dengan pasal 13 UU kepolisian Republik Indonesia, tugas pokok Polri adalah salah satunya sebagai pelayan masyarakat," kata dia 

Selain berbaur, diduga ZA menyimpan senjata air gun itu di salah satu bagian tubuhnya. Sehingga, dengan dua cara itu petugas penjagaan tak menyadarinya.

Selain berbaur, diduga ZA menyimpan senjata air gun itu di salah satu bagian tubuhnya. Sehingga, dengan dua cara itu petugas penjagaan tak menyadarinya.

"Dimungkinkan dia masukan di bagian tubuhnya entah di pinggang atau di mana ya," ungkap Rusdi.

Pada kesempatan berbeda, Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Soleman Ponto mengaku tidak heran dengan kejadian aksi teror di mana pelaku dapat menembus kawasan Markas Besar Polri, Jakarta Selatan.

Alasannya, kata Soleman, keamanan di kantor polisi selayaknya hotel yang dapat dimasuki oleh masyarakat yang ingin mendapat pelayanan publik.

"Bagi saya kantor polisi itu tidak lebih seperti hotel, karena mereka harus melayani masyarakat. Siapapun yang datang dia layani, ketika dilayani itu adalah teroris, ya nasib dia yang sial," kata Soelman dalam diskusi Crosscheck, Minggu, 4 April.

Dengan adanya aksi teror beberapa waktu lalu, Soleman menyebut petugas mesti harus lebih waspada dengan setiap individu yang masuk ke kantornya. Namun, bukan berarti kantor polisi membatasi akses dari masyarakat.

"Berbuatlah terbaik untuk melayani masyarakat, kalau itu teroris, ya nasib. Jangan sampai gara-gara ini, polisi jadi jauh dari masyarakat. Memang, polisi itu melayani masyarakat. Tadi tidak mungkin dia tidak melayani publik. Jadi, risikonya ya seperti itu," ujar Soleman.

Lain halnya dengan kondisi Markas Besar TNI. Menurut Soleman, jika Mabes TNI sampai dibobol oleh serangan teror, hal itu baru mengherankan karena pengamannya lebih ketat. 

"Kantor polisi tidak akan sekeras mabes TNI. Kalau Mabes TNI tembus, itu baru luar biasa," tuturnya.

Terlepas dari hal tersebut, pola pengamanan di Mabes Polri langsung diperketat sehari pascainsiden penyerangan. Semua orang, termasuk anggota Polri diperiksa satu persatu.

Selain itu, setiap barang bawaan dari tamu ataupun anggota diperiksa secara teliti sebanyak dua kali. Pertama, pemeriskaan menggunakan x-ray dan kedua diperiksa secara manual oleh petugas.

Anggota bersenjata lengkap juga disiagakan di sekeliling Mabes Polri. Mereka berdiri mengawasi keadaan sekitar.

Sebagai informasi, terduga teroris berinisial ZA masuk ke Mabes Polri sekitar pukul 16.30 WIB, Rabu, 31 Maret. Awalnya dia berpura-pura bertanya mengenai posisi kantor Pos.

Setelahnya dia kembali ke pos penjagaan. ZA melepaskan enam tembakan ke arah petugas. Hingga akhirnya polisi memberikan tindakan tegas terukur.