Cek Pengamanan Gereja di Makassar, Panglima TNI Tanya Prajurit di Atas Panser
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (ANTARA)

Bagikan:

MAKASSAR - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meninjau langsung pengamanan di empat gereja Katolik dan Kristen di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Panglima TNI memastikan kesiapsiagaan mengantisipasi ancaman teroris.

Empat lokasi yang dikunjungi Panglima TNI Marsekal Hadi bersama Kabagintelkam Polri Komjen Paulus Waterpauw, yaitu Gereja Paroki Maria Ratu Kare, Gereja Manggamaseang, Gereja Katedral Makassar, dan Gereja Immanuel.

Kunjungan pertama Panglima TNI bersama Kabagintelkam Mabes Polri ke Gereja Paroki Maria Ratu Kare disambut sejumlah pengurus gereja dan jemaat yang tengah beribadah misa Jumat Agung.

Panglima TNI sempat menyapa anggotanya dan menanyakan jumlah panser yang ditempatkan di lokasi gereja.

"Ada berapa yang siaga," kata Marsekal Hadi ke salah satu anggotanya yang berada di atas panser.

"Siap, empat," jawab anggota TNI yang ditanya oleh Hadi.

Tidak hanya memeriksa pengamanan, Panglima TNI juga berbicara kepada pengurus gereja, salah satunya Pastor Paroki Kaitanus Saleky. Dipastikan situasi aman usaiaksi teror di Gereja Katedral Makassar Minggu, 28 Maret. 

Panglima TNI juga meminta pengurus gereja agar tidak ragu meminta bantuan kepada anggota TNI/Polri jika ada masalah atau gangguan selama rangkaian ibadah perayaan Hari Paskah.

Sementara itu Panglima TNI bersama Kabagintelkam Mabes Polri juga mengunjungi Gereja Manggamaseang. Ia menemui Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) Gereja Manggamaseang Freddy Tampake di luar pintu masuk bangunan utama gereja.

Panglima TNI bersama Komjen Paulus juga meyakinkan pengurus gereja situasi tetap aman terkendali.

TNI ikut membantu kepolisian meningkatkan pengamanan di objek-objek vital dan pusat keramaian setelah ada dua aksi teror di Kota Makassar.

Serangan teror pertama terjadi di dekat area gerbang Gereja Katedral Makassar. Dua pelaku teror meledakkan bom dan tewas di tempat, sementara korban luka-luka akibat serangan itu sebanyak kurang lebih 20 orang.

Sementara serangan teror kedua berupa aksi penembakan terjadi pada Rabu, 31 Maret di Mabes Polri. Serangan itu dilakukan seorang diri oleh ZA (25) yang ditembak mati di lokasi.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan tersangka ZA beraksi seorang diri atau lone wolf. Kepolisian meyakini aksi ZA didorong oleh paham radikalisme teroris, yang kemungkinan terhubung dengan ISIS.

Tidak lama setelah dua kejadian itu, Presiden Joko Widodo mengumumkan dirinya sudah memerintahkan panglima TNI, Kapolri, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) untuk meningkatkan kewaspadaan dan meyakinkan masyarakat situasi akan tetap aman.