Bagikan:

JAKARTA – Binus Simprug Jakarta Selatan (Jaksel) sempat membantah adanya kelompok senior-junior di lingkungan sekolah. Namun pernyataan itu kembali dibantah oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), yang mendengar langsung penuturan dari korban perundungan (bullying).

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini mengatakan, adanya kelompok senior-junior di lingkungan sekolah Binus Jaksel, berdasarkan pengakuan korban perundungan yang datang ke kantornya di Jakarta Pusat, Selasa, 24 September.

“Kalau tadi mendengar dari anak korban. Yang saya diskusikan dengan pak Aris, senior-junioritas, kemudian ketimpangan antara mereka yang mampu dan tidak mampu, dan lain sebagainya atau elitis environtment itu kan ada di situ ya. Itu berpotensi juga terhadap bullying,” kata Diyah, Selasa, 24 September.

Menurut KPAI, persoalan tersebut harus segera diselesaikan agar tidak terjadi peristiwa serupa. KPAI berharap pihak Binus Jaksel melakukan tindakan mitigasi.

“Meskipun Binus tidak mengakui, tetapi mereka anak-anak yang terlibat juga ada di sekolah tersebut. Jadi kami meminta untuk terus melakukan mitigasi,” ucapnya.

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Rahmat Idnal menerangkan bila RE (16), korban perundungan di SMA Binus Simprug, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan mengalami luka pada bagian mulut.

Kami sudah melakukan visum (kepada pelapor) dan menemukan pipi kiri tampak memar seluas 3 cm, teraba benjol dan nyeri di bagian kepala,” kata Ade Rahmat dalam keterangannya, Rabu, 18 September.

Ade juga menyampaikan pihaknya sudah mengumpulkan alat bukti dengan memeriksa saksi-saksi, visum et repertum, keterangan dokter dari rumah sakit dan video siswa di toilet.

Caption: Tangkapan Layar Komisioner KPAI Diyah Puspitarini/Foto: Istimewa