Bagikan:

YOGYAKARTA – Drama dualisme kepengurusan Anindya Bakrie vs Arsjad Rasjid terhadap kursi kepemimpinan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) tengah ramai diperbincangkan. Pasalnya, posisi Arsjad Rasjid sebagai ketua KADIN sejak 2021 digantikan oleh Anindya Bakrie lewat Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Hal itu menjadikan kursi kepemimpinan KADIN diisi oleh dua orang. Di luar dari hal tersebut ternyata sejarah dualisme KADIN Indonesia pernah terjadi sebelumnya

Sejarah Dualisme KADIN di Masa Lalu

Dalam sejarahnya, dualisme kepemimpinan di tubuh KADIN pernah terjadi di tahun tahun-tahun sebelumnya. Berikut ini kami sajikan rangkumannya.

  • Dualisme KADIN tahun 2013

Pada tahun 2013 dualisme kepemimpinan di tubuh KADIN juga pernah terjadi. Kala itu ketua umum KADIN dipegang oleh Suryo Bambang Sulisto. Di kepemimpinannya sempat terjadi konflik internal antar sesama pengurus pusat. Perpecahan makin memuncak saat Suryo Bambang Sulisto memecat sembilan Ketua Kadin Daerah dan Ketua Dewan Pertimbangan yang kala itu dijabat oleh Oesman Sapta Odang.

Pemecatan tersebut kemudian memperparah perpecahan hingga dibentuklah KADIN tandingan. Bahkan Oesman Sapta Odang menggelar Rapat Pimpinan Nasional yang diselenggarakan pada 28 September 2013 di Bali yang memutuskan Rizal Ramli sebagai ketua KADIN baru.

Pihak Suryo Bambang Sulisto maupun pihak Rizal Ramli sama-sama tidak mau mengakui kepemimpinan satu sama lain di tubuh KADIN.

  • Dualisme KADIN tahun 2015

Dualisme kepemimpinan KADIN kembali terulang pada tahun 2015. Kala itu KADIN terpecah jadi dua kubu dengan pemimpin yang berbeda yakni KADIN Kuningan yang dipimpin oleh Rosan Roeslani dan KADIN Menteng yang dipimpin oleh Eddy Ganefo atau Egan.

Penyebutan KADIN Kuningan dan KADIN Menteng didasarkan pada lokasi kantor masing-masing. KADIN kubu Rosan Roeslani kala itu berkantor di Menara Kadin, Kuningan, sedangkan KADIN kubu Eddy Ganefo berkantor di Menteng, Jakarta Pusat.

  • Dualisme KADIN Terbaru

Dualisme kepemimpinan di organisasi KADIN kembali terjadi di tahun 2024. Saat ini KADIN memiliki dua pemimpin yakni Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie. Pengangkatan Anindya Bakrie dilakukan melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang diselenggarakan pada Sabtu, 14 September 2024 di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Terkait Anindya Bakrie ditetapkan jadi ketum KADIN lewat Munaslub, Dewan Pengurus Kadin Indonesia menegaskan bahwa Munaslub yang diselenggarakan melanggar AD/ART KADIN Indonesia yang telah disahkan lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 2022.

Selain itu KADIN provinsi dan Anggota Luar Biasa (ALB) juga tidak memenuhi syarat yang berlaku untuk menyelenggarakan Munaslub.

Bahkan sebanyak 21 dari 35 KADIN provinsi di Indonesia menyatakan penolakannya terhadap penyelenggaraan Munaslub KADIN. Mereka juga menyatakan bahwa Munaslub melanggar aturan organisasi yang sudah disepakati bersama.

Itulah informasi terkait sejarah dualisme KADIN. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.