Bagikan:

JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti memandang polemik yang terjadi di organisasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) sangat disayangkan, di mana seharusnya pengusaha bersatu di tengah kondisi ekonomi yang mengalami pelemahan daya beli masyarakat.

"Memang seharusnya satu suara karena kondisi ekonomi saat ini sedang mengalami daya beli yang melemah," ujarnya kepada VOI, Selasa, 17 September.

Oleh sebab itu, Esther menyampaikan sehingga asosiasi pengusaha seharusnya dapat bahu membahu untuk bisa keluar dari krisis tersebut.

Namun Ester melihat polemik yang terjadi di tubuh Kadin saat ini yaitu ada yang mendapat fasilitas dan tidak dapat fasilitas sehingga menimbulkan pro dan kontra.

"Policy pemerintah harus berlaku sama, semua pengusaha mendapat kesempatan yang sama," jelasnya.

Selain itu, Esther menyampaikan polemik yang terjadi di organisasi Kadin bukan sebuah dualisme tetapi pengambilalihan kursi ketua umum Kadin.

"Saya melihat bukan dualisme kepemimpinan tetapi pengambilalihan kursi ketua Kadin artinya ketua umum baru akan dilantik menggantikan ketua umum kadin lama. Seperti halnya ketum golkar yang mundur digantikan ketum baru," tuturnya.

Sebagai informasi, Kadin Indonesia diterpa dualisme pasca adanya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Kadin 2024 yang mengangkat Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum yang diselenggarakan di St Regis, pada Sabtu, 14 September 2024.

Sebelumnya, Arsjad Rasjid terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia untuk masa bakti 2021-2026 berdasarkan keputusan bersama pada Munas VIII Kadin Indonesia tanggal 30 Juni 2021, di Kendari, Sulawesi Tenggara.