Pernak Pernik FPI dalam Kasus Teroris yang Diungkap Polri, Siapa Dalangnya?
Densus 88 sedang menjaga lokasi penggerebekan teroris di Condet, Jakarta (Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Densus 88 Antiteror secara masif menangkap para terduga teroris di berbagai daerah. Beberapa di antaranya disebut-sebut berkaitan dengan ormas Front Pembela Islam (FPI) yang sudah dibubarkan.

Beberapa terduga teroris yang disebut memiliki keterkaitan dengan FPI yakni HH, ZA, AJ, dan BS. Mereka ditangkap di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Dugaan mereka berkaitan dengan FPI dikarenakan ada temuan atribut ormas tersebut. Barang bukti itu di antaranya baju FPI, kartu anggota FPI hingga poster wajah Rizieq Shihab.

Bahkan, dua terduga teroris HH dan ZA disebut pernah menghadiri sidang Rizieq Shihab di Pengadilan Negeri Jakarta Timur. Berdasarkan infornasi beredar, mereka akan melakukan aksi amlaiyah di sana.

“Ada yang kirim ke kami foto HH dan ZA pada saat sidang dan beberapa kegiatan-kegiatan ormas terlarang itu (FPI, red). Ini masih kami dalami,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Selasa, 30 Maret. 

Hanya saja, kepastian soal keterkaitan empat terduga teroris ini dengan FPI masih di dalami. Penyidik Densus 88 Antiteror masih mencari informasi dan petunjuk terkait hal itu.

“Kemarin kan saya sudah bilang, apakah ada korelasinya dia sebagai simpatisan daripada ormas terlarang yang sudah dibubarkan pemerintah dengan kejadian ini, ini masih didalami penyidik,” kata Yusri soal keterkaitan HA dan ZA dengan FPI. 

Kemudian, terduga teroris lainnya yang juga diduga berkaitan dengab FPI yakni mereka yang ditangkap di Makassar, Sulawesi Selatan. Dari tujuh terduga teroris, satu di antaranya berbaiat di Markas FPI.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyebut tujuh tersangka teroris yang diciduk di Makassar yakni berinisial AS alias AR, SAS, MR, AA, R alias M, AN, MM. Namun terduga teroris yang disebut berbaiat kepada FPI adalah AS alias AR.

“AS alias AR perannya adalah ikut alam perencanaan, mengikuti kajian di Villa Mutiara (Biringkanaya Makassar, red), kemudian telah berbaiat di markas FPI yang merupakan markas organisasi yang sekarang sudah terlarang,” kata Kombes Ramadhan. 

Terlepas dari dugaan keterkaitan dengan FPI, Ramadhan menuturkan kelompok ini tergabung dalam kelompok yang sempat berkumpul di Villa Mutiara Biringkanaya, Makassar yang disergap Densus 88 pada 6 Januari 2021.

“Terkait dengan tersangka teroris yang telah diamankan di Makassar, mereka merupakan kelompok atau terafiliasi langsung dengan jaringan JAD,” kata Kombes Ramadhan.

Jika lebih jauh mundur ke belakang, Densus 88 Antiteror juga sempat menangkap 26 teruduga teroris di Gorontalo dan Makassar pada Januari hingga Februari 2020.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan, sebagian besar dari para terduga teroris itu aktif dalam kegiatan FPI. Hal ini diketahui berdasarkan hasil pendalaman Desus 88 Antiteror.

"Dari 19 anggota yang tertangkap semua terlibat atau menjadi anggota Front Pembela Islam (FPI) di Makassar. Mereka sangat aktif dalam kegiatan FPI di Makassar," ucap Brigjen Rusdi.

Nantinya penyidik Densus 88 akan mendalami keterangan mereka. Namun sementara peran dari mereka memang aktif dalam berbagai kegiatan FPI.

"Mereka sangat aktif dalam kegiatan FPI di Makasar. Tentunya kelompok ini akan ditindaklanjuti oleh Densus 88 untuk menyelesaikan permasalahan aksi terorisme di Indonesia," ungkap dia.

Bahkan, satu dari puluhan terduga teroris bernama Ahmad Aulia sudah mengakui telah berbaiat kepada FPI. Pengakuan itupun diabadikan melalui rekaman video yang tersebar di media sosial.

Pengakuan Aulia itu diunggah akun twitter @sahaL_AS, pria itu memutuskan untuk berbaiat kepada FPI bersama ratusan simpatisan lainnya.

"Saya berbaiat saat itu besama dengan seratus orang simpastian dan laskar FPI. Di markas FPI Makassar di jalan sungai limboto, Makassar," kata pria itu dikutip dari akun @sahaL_AS, Kamis, 4 Februari.

Selain itu, pada saat pria itu berbaiat dihadiri oleh mantan eks Sekertaris Umum FPI Munarman. Kemudian, pada proses baiat itu dipimpin oleh dua pemuka agama.

"Saya berbaiat dihadiri Munarman selaku pengurus FPI pusat pada saat itu. Ustad Fauzan dan Ustad Basri yang memimpin baiat pada saat itu," kata dia.

Bahkan setelah resmi berbaiat kepada FPI, Ahmad Auila menyebut langsung mengikuti beberapa kegiatan FPI. Sudah tiga kali dia ikut menjalani kegiatan FPI

"Yang mengisi acara pada saat itu atau taklim yaitu Ustaz Agus dan Abdurahman selalu pemimpin panglima FPI kota Makassar," kata dia.

Hanya saja, belum ada keterangan lebih jauh periha video tersebut. Rusdi saat itu hanya sempat mengatakan pengakuan itu merupakan materi penyidikan tim Densus 88 Antiteror.

"Masih menunggu kerja dari Densus 88," kata Rusdi.