Bagikan:

MEDAN- Sekuriti klinik di Jalan Mandala By Pass, Medan Denai, Kota Medan nyaris memperkosa remaja putri. Korban sedang menemani ibunya yang sedang dirawat di klinik itu.

Kejadian itu terjadi, Selasa, 30 Maret dini hari. Saat itu korban, I (17) sedang menemani ibunya yang sedang dirawat di klinik. 

Korban menceritakan kejadian saat dia hendak tidur di bawah tempat tidur ibunya sekira pukul 24.00 WIB. Saat itu, pelaku TS (24) masuk ke dalam ruangan dan menemui korban dengan alasan ingin mengecek infus.

"Dia (TS) awalnya masuk ke ruangan. Katanya dia mau mengecek infus mama. Tapi aku bilang ngapain abang cek-cek, kan infusnya masih penuh,” ujar korban, Selasa 30 Maret.

Saat itu, TS  pergi meninggalkan ruangan. Namun, sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, pria itu datang kembali masih dengan alasan yang sama.

"Habis itu balik lagi dia sekitar jam 2 pagi. Mau ngecek infus lagi katanya. Padahal kan bukan urusan dia itu ngecek infus mama, kan dia bukan perawat," ungkap korban. 

Kemudian, TS pergi dari ruangan dan kembali lagi sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Kali ini, TS datang dengan membawa sebuah bantal yang akan diberikan kepadanya.

"Terus datang lagi dia jam 3 aku usir dia tapi dia nggak mau pergi, malahan ngajak aku ngobrol. Tetap aku usir dia, ku bilang jangan di  sini aku mau tidur lalu pergi lagi dia," bebernya.

Saat korban sudah dalam keadaan tidur terlelap terbangun karena terkejut dengan tindihan badan TS. 

"Pas jam 4 itu, aku sudah tertidur terlentang di bawah tempat tidur mama. Tiba - tiba aku terbangun dan terkejut, dia udah nindih aku. Teriak lah aku, sampai mama pun terbangun. Lalu diusir mama dia keluar ruangan. Alasan dia mau ngecek infus mama sambil pergi ruangan," katanya. 

Berdasarkan informasi yang didapat korban dari beberapa perawat di klinik tersebut, TS kerap melakukan aksi yang sama kepada para penjaga pasien di saat sedang tertidur lelap.

"Katanya si pelaku itu udah sering melakukan hal yang sama, sampai - sampai ada perawat yang sedang hamil di aniaya pelaku. Pada saat ketangkap, dia minta maaf sambil mencium kaki korbannya. Tapi ini malah dilakukannya lagi," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Klinik, dr. Burniawan Ramali mengaku sudah mengambil tindakan tegas dengan memberhentikan TS dari posisi sekuriti.

"Kalau sudah begini dia (TS) sudah tidak kita pekerjakan lagi atau langsung kita pecat. Karena perlakuannya sudah tidak bisa dimaafkan lagi," kata dr. Burniawan.

Tindakan TS yang beralasan mengecek infus atau memasang pasien bukan urusan atau wewenang pelaku. Kalau pun dilakukannya itu ada instruksi dari dokter ataupun perawat. 

"Pada saat itu tidak ada instruksi dari saya dan dia berinisiatif sendiri masuk ke ruangan pasien. Bahkan, saat TS menawarkan untuk memasang infus ke pasien, saya sempat curiga kenapa TS yang melakukan pengecekan dan memasang infus," kata Burniawan.

"Selanjutnya terserah kepada pihak keluarga mau melaporkannya ke polisi atau tidak," sambungnya.

Usai kejadian pihak rumah sakit berusaha untuk memusyawarakan kejadian tersebut kepada keluarga korban. TS yang juga datang langsung minta maaf kepada keluarga dan mengakui perbuatannya.

"Iya benar saya melakukannya. Saya minta minta maaf, tolong jangan laporkan saya ke polisi," ungkap TS menangis dan bersujud di kaki korban.