Bagikan:

JAKARTA - Presiden Masoud Pezeshkian mengatakan pada hari Senin, Teheran tidak akan pernah menghentikan program rudalnya karena Iran membutuhkan penangkalan semacam itu untuk keamanannya di wilayah di mana musuh bebuyutannya, Israel, dapat "menjatuhkan rudal ke Gaza setiap hari".

"Jika kami tidak memiliki rudal, mereka akan mengebom kami kapan pun mereka mau, seperti di Gaza," kata Presiden Pezeshkian, merujuk konflik di Jalur Gaza antara Israel dan kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas, melansir Reuters 17 September.

Dia menegaskan kembali sikap resmi Teheran, menyerukan kepada masyarakat internasional "untuk terlebih dahulu melucuti senjata Israel sebelum mengajukan tuntutan yang sama kepada Iran".

Selama konferensi pers resmi perdananya tersebut, Presiden Pezeshkian juga mengatakan, Iran dapat mengadakan pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat, jika Washington menunjukkan "dalam praktik" bahwa mereka tidak memusuhi Teheran.

Mantan Presiden Donald Trump membawa AS keluar dari Kesepakatan Nuklir 2015 (JCPOA) pada tahun 2018, dengan alasan kesepakatan itu terlalu menguntungkan Teheran, dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran, mendorong Teheran secara bertahap melanggar pembatasan dalam kesepakatan tersebut.

"Kami tidak memusuhi AS, mereka harus mengakhiri permusuhan mereka terhadap kami dengan menunjukkan niat baik mereka dalam praktik," kata Presiden Pezeshkian, dikutip dari Arab News.

Diketahui, setelah menjabat pada Januari 2021, Presiden Joe Biden mencoba merundingkan pemulihan pakta nuklir di mana Iran telah membatasi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi AS, Uni Eropa dan PBB.

Namun, Teheran menolak untuk berunding langsung dengan Washington, memilih melakukan kontak dengan perantara Eropa atau Arab.

Iran diketahui telah menentang seruan Barat selama bertahun-tahun, terkait dengan pembatasan program rudalnya.

Amerika Serikat dan sekutunya baru-baru ini menuduh Iran mentransfer rudal balistik ke Rusia untuk perangnya di Ukraina, dan menjatuhkan sanksi baru terhadap Moskow dan Teheran. Baik Rusia maupun Iran membantah tuduhan soal rudal tersebut.

Presiden Pezeshkian sendiri memastikan, Iran tidak mentransfer senjata apa pun ke Rusia sejak Ia menjabat pada Bulan Agustus, setelah kekuatan Barat menuduh Teheran mengirimkan rudal balistik ke Moskow pada Bulan September.

"Ada kemungkinan pengiriman itu terjadi di masa lalu, tetapi saya dapat meyakinkan Anda, sejak saya menjabat, belum ada pengiriman seperti itu ke Rusia." terangnya.

Sebelumnya, Iran pada Bulan Februari dilaporkan telah menyediakan sejumlah rudal balistik permukaan-ke-permukaan ke Rusia, memperdalam kerja sama militer antara kedua negara yang terkena sanksi Washington.