JAKARTA - Puluhan rumah di Jalan Damai, RT 13/09, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, masih terendam banjir pada Selasa, 10 September, malam.
Ketinggian air yang menggenangi pemukiman warga itu semakin dalam sekitar 50 cm lantaran air tidak dapat mengalir melalui drainase (saluran air).
Pasalnya, drainase saluran air di kawasan tersebut telah ditutup paksa. Terlebih, volume air bertambah akibat guyuran hujan.
Linggom Lumban Toruan mengaku bahwa warga setempat makin khawatir karena telah masuk musim hujan. Mereka merasa ancaman banjir sewaktu waktu dapat menghantui mereka.
"Kita sudah satu Minggu lebih menderita disini, sejak itu saluran air diurug. Kita miliki lahan disini sudah 40 tahun, tiba - tiba ada sertifikat baru disini. Ini mafia tanah. Seharusnya pemerintah tidak membiarkan hal ini, rakyat menderita," katanya kepada wartawan, Selasa, 10 September.
Imbas dari genangan banjir tersebut, warga sejak 1 minggu lalu sudah terjangkit penyakit DBD, batuk dan gatal - gatal karena air bersih dari sumur mereka tercemar limbah dari genangan air got tersebut.
"Kita alami batuk, air sumur kotor, jadi semua berdampak. Belum ada upaya pemerintah. Kami harap air ini harus teralirkan, pompa air bukan solusi utama, agar warga tidak resah," ujarnya.
BACA JUGA:
Namun sampai saat ini belum ada langkah tegas dari Pemkot Jakarta Timur dalam menangani genangan banjir tersebut.
"Bahkan tadi ada beberapa orangtua dan balita yang dievakuasi dari dalam rumah mereka yang dilanda banjir. Mereka ngungsi di kelurahan semua," katanya.
linggom menilai, kejadian ini merupakan salah satu bentuk intimidasi atas penutupan saluran air secara sepihak.
"Ini salah satu bentuk intimidasi. Saluran diurug semua, ada 80 meter diurug dengan bekas puing bangunan," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, drainase saluran penghubung (Phb) di lingkungan warga Jalan Damai, Gang Bahagia 1 dan 2, RT 13/09, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, meluap akibat ditutup secara paksa oleh pemilik lahan yang dilintasi saluran air.
"Saluran air mulai ditutupnya tanggal 27 Agustus 2024. Mulai tergenangnya tanggal 27 - 31 Agustus sudah tergenang," kata salah satu warga berinisial H saat dikonfirmasi VOI, Senin, 9 September.
Akibat penutupan drainase saluran air itu, sekitar 50 rumah warga terdampak akibat luapan air berbau tak sedap. Ironisnya, lokasi saluran tersumbat itu berada di sekitar kantor Kelurahan Lubang Buaya.