Gubsu Edy Bicara Bom Makassar: Ini Kenapa Tuhan Belum Ambil COVID, Karena Masih Ada Orang Zalim
Gubsu Edy Rahmayadi (Malo M/VOI)

Bagikan:

MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi merespons bom bunuh diri di gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan. Gubsu Edy prihatin masih ada orang yang zalim.  

"Ini yang akibat Tuhan belum mengambil COVID dari dunia ini karena kita masih ada orang yang dengki dan zalim, yang tidak baik kepada orang lain," kata Gubsu Edy seusai doa bersama dengan tokoh agama di Medan, Senin, 29 Maret. 

Gubsu Edy menegaskan tidak ada dalam ajaran agama mana pun yang membolehkan seseorang bertindak menyakiti orang lain. 

"Apa pun agamanya, pastinya tidak mengizinkan menyakiti orang lain," tutur dia. 

Edy Rahmayadi berharap masyarakat Sumatera Utara tetap waspada dan berhati-hati. Aksi teror ditegaskan Gubsu Edy menjadi musuh bersama. 

"Untuk itu kita tetap berhati-hati, bom, teror musuh kita bersama," kata sambungnya. 

Sementara terkait ramadan, Gubsu Edy meminta warga mematuhi protokol kesehatan saat beribadah di masjid. 

"Kita tak bisa menutup tempat ibadah, tapi dalam beribadah harus menegakkan protokol kesehatan. Ada tokoh agama dis ini, ini yang mengingat kembali, obat yang terbaik saat ini, protokol kesehatan," ujarnya. 

Edy tak setuju opsi menutup tempat ibadah untuk menghentikan penyebaran COVID-19. Kepada umat Islam, Gubsu Edy mengingatkan agar mengatur jarak saat melaksanakan ibadah tarawih. 

"Saya tak bisa dan saya tak setuju menutup tempat ibadah, tapi ibadah harus diikuti dengan protokol kesehatan. Umat Islam akan melakukan tarawih, atur jarak," ujar Edy Rahmayadi

Sebelumnya,  Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut ada dua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan. 

"Pelaku yang meninggal dunia ada 2 orang laki-laki dan perempuan," kata Kapolri saat meninjau lokasi bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Minggu, 28 Maret. 

Pelaku bom bunuh diri berjenis kelamin pria berinisial L. Sementara pelaku perempuan masih diidentifikasi. 

"Pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina," ungkap Sigit.

Kapolri meminta masyarakat agar tenang dan tidak panik paska teror bom bunuh diri. Masyarakat diminta beraktivitas seperti biasa.

"Kami TNI-Polri akan memberikan keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat," katanya.