Bagikan:

JAKARTA - Ahli akan meneliti penyebab kematian Hvaldimir, paus beluga yang diduga sebagai mata-mata Rusia, setelah ditemukan mati di perairan Norwegia.

Jasadnya ditemukan mengambang di Teluk Risavika, Norwegia selatan oleh seorang ayah dan anaknya yang sedang memancing pada akhir pekan, lapor penyiar publik Norwegia NRK.

"Hvaldimir bukan sekadar paus beluga; ia adalah mercusuar harapan, simbol koneksi, dan pengingat ikatan yang dalam antara manusia dan alam," kata LSM Marine Mind di media sosial, melansir Reuters 2 September.

Hvaldimir ditemukan pertama kali lima tahun lalu. Namanya merupakan gabungan dari kata Norwegia untuk paus dan nama depan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Ia mengenakan tali kekang yang tampak seperti dudukan untuk kamera kecil saat ditemukan pada tahun 2019 di dekat Pulau Ingoya, utara Norwegia, sekitar 300 km (190 mil) dari perbatasan laut Rusia. Tali kekang itu memiliki tanda "Equipment St Petersburg" dalam bahasa Inggris.

Ia sangat tertarik pada manusia dan menanggapi isyarat tangan, sehingga badan intelijen dalam negeri Norwegia menduga paus itu telah ditawan di Rusia sebagai bagian dari program penelitian, sebelum menyeberang ke perairan Norwegia.

Moskow tidak pernah menanggapi tuduhan tentang Hvaldimir.

"Benar-benar mengerikan," kata ahli biologi kelautan Sebastian Strand, yang bekerja dengan Marine Mind, kepada NR.

"Ia tampaknya dalam kondisi baik pada (Jumat), jadi kami perlu mencari tahu apa yang mungkin terjadi di sini," katanya.

Tidak ada luka luar serius yang terlihat pada hewan itu dan belum jelas apa yang menyebabkan kematiannya, tambahnya.

Strand, sendiri telah memantau petualangan Hvaldimir selama tiga tahun terakhir, seperti dikutip dari CNN.

Paus itu memiliki panjang 4,2 meter (14 kaki) dan berat 1.225 kilogram (2.700 pon).

Para ahli mengatakan, angkatan laut Rusia diketahui telah melatih paus untuk keperluan militer.

Selama bertahun-tahun, beluga itu terlihat di beberapa kota pesisir Norwegia dan dengan cepat menjadi jelas bahwa ia sangat jinak dan senang bermain dengan orang-orang, kata NRK.