JAKARTA - Direktorat Perikanan Norwegia meminta masyarakat untuk menghindari kontak dengan paus beluga yang terkanl, agar tidak melukai atau membunuhnya secara tidak sengaja.
Paus yang dijuluki Hvaldimir ini menjadi terkenal di dunia internasional pada 2019, setelah terlihat mengenakan tali pengikat yang dibuat khusus dengan dudukan untuk kamera, yang membuat para ahli percaya bahwa paus itu mungkin telah dilatih oleh militer Rusia.
Sejak 2019, paus ini telah "melakukan perjalanan di sepanjang pantai Norwegia" dengan beberapa pemberhentian di sepanjang jalan, menurut direktorat tersebut.
"Hvaldimir cenderung tinggal di perairan yang memungkinkannya untuk menangkap ikan dan 'merumput' dengan pakan yang berlebih," tambah direktorat itu, melansir CNN 24 Mei.
Hvaldimir diketahui gemar mengikuti kapal dan bermain dengan orang-orang di dalamnya.
Paus tersebut, yang merupakan spesies yang dilindungi di Norwegia, sekarang tinggal di Oslofjord bagian dalam, kata direktorat tersebut.
"Ini berarti paus tersebut telah tiba di daerah yang sangat padat penduduknya, dan risiko paus tersebut terluka karena kontak dengan manusia menjadi jauh lebih besar," jelas direktorat.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan pada Hari Rabu, Direktur Perikanan Frank Bakke-Jensen mengatakan, "sejauh ini hanya ada insiden kecil di mana paus mengalami cedera ringan, terutama akibat kontak dengan kapal."
Namun dia mendesak orang-orang untuk menjaga jarak, "meskipun paus itu jinak dan terbiasa berada di sekitar manusia."
"Kami secara khusus mendorong orang-orang yang berada di perahu, untuk menjaga jarak agar paus tidak terluka atau, dalam kasus terburuk, terbunuh oleh lalu lintas perahu," imbau Bakke-Jensen.
Mengingat bahayanya, Bakke-Jensen ditanya apakah paus tersebut harus ditempatkan di penangkaran.
BACA JUGA:
"Kami selalu menyampaikan bahwa paus yang dimaksud adalah hewan yang hidup bebas dan kami tidak melihat alasan untuk menangkapnya dan menempatkannya di balik penghalang," paparnya.
Namun, sekarang paus tersebut "berada di daerah yang lebih rentan dan akses ke makanan mungkin terbatas, kami akan mempertimbangkan tindakan yang berbeda," sebutnya.
"Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan sesuatu yang konkret tentang hal itu," tandas Bakke-Jensen.