Dipilih Jadi Panglima Militer AS, Jenderal Ini Bukan Sosok Sembarangan: Keluarga Pejuang, Pengalaman di Pasifik hingga Hadapi ISIS
Jenderal Charles Q. Brown. (Wikimedia Commons/U.S. Air Force)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joe Biden telah memilih Kepala Angkatan Udara Amerika Serikat Jenderal Charles Quinton Brown Jr., sebagai calon Ketua Kepala Staf Gabungan atau panglima militer Negeri Paman Sam, mantan pilot pesawat tempur yang kenyang pengalaman tugas di Pasifik, saat ketegangan dengan China meningkat.

Jenderal Brown, yang pengangkatannya sudah lama ditunggu-tunggu, harus dikonfirmasi oleh Senat AS. Nantinya, ia akan menjadi perwira kulit hitam kedua yang menjadi Ketua Kepala Staf Gabungan, setelah Colin Powell dua dekade lalu.

Langkah tersebut mengikuti penunjukan Lloyd Austin untuk menjadi Menteri Pertahanan AS kulit hitam pertama, posisi sipil teratas di Pentagon, oleh Presiden Biden.

"Saya tidak dapat memikirkan orang yang lebih cocok atau lebih memenuhi syarat untuk memimpin pasukan kita," ujar Presiden Biden saat mengumumkan pencalonan Jenderal Brown Hari Kamis, dilansir dari CNN 26 Mei.

"Jenderal Brown adalah seorang pejuang, memiliki garis keturunan pejuang yang membanggakan. Ayahnya, seorang kolonel Angkatan Darat AS, CQ Brown, bertugas di Vietnam. Kakeknya, US Army Master Sgt. Robert E. Brown Jr. memimpin unit terpisah dalam Perang Dunia I," urai Presiden Biden, menambahkan Brown adalah “pemimpin yang tak kenal takut dan patriot yang pantang menyerah.”

jenderal charles q brown
Jenderal Mark Milley (duduk) dan Jenderal Charles Q. Brown (berdiri ketiga dari kanan). (Wikimedia Commons/U.S Department of Defense)

Seorang pejabat senior administrasi Presiden Biden mengatakan, politisi Partai Demokrat tersebut telah menerima rekomendasi Menteri Austin untuk memilih Brown pada posisi itu, percaya dia "memahami tantangan strategis yang dihadapi Amerika Serikat di seluruh dunia."

"Dia membantu membangun dan memimpin kampanye udara melawan ISIS. Dia sangat memahami tantangan yang ditimbulkan oleh RRC (Republik Rakyat China). Dan dia memiliki pemahaman yang kuat tentang perspektif dan kemampuan sekutu NATO kami," kata pejabat tersebut, dilansir dari Reuters.

Jika Brown dikonfirmasi, untuk pertama kalinya orang kulit hitam Amerika akan memegang dua posisi teratas di Pentagon, tonggak penting bagi sebuah institusi yang beragam di jajaran bawahnya, tetapi sebagian besar berkulit putih dan laki-laki di level atas.

Sebelumnya, Brown menjabat sebagai Kepala Angkatan Udara AS ke-22 sejak 4 Agustus 2020 lalu. Ia memasuki dinas militer sejak tahun 1985. Brown menjadi Kepala Angkatan Udara kulit hitam pertama dalam sejarah militer AS. Dia dikukuhkan sebagai kepala angkatan dengan suara 98-0.

jenderal charles brown
Jenderal Charles Q. Brown. (Wikimedia Commons/U.S Air Force Archive)

Brown adalah seorang introvert yang menggambarkan dirinya sendiri dengan kepribadian publik yang sangat kontras dengan Ketua Kepala Staf Gabungan yang akan digantikannya, Jenderal Angkatan Darat Mark Milley, seorang penduduk asli Boston yang cerewet dan menjabat sejak Pemerintahan Presiden Donald Trump.

Setelah pembunuhan George Floyd, seorang pria kulit hitam, oleh polisi Minneapolis pada tahun 2020, Brown menceritakan pengalamannya dalam sebuah video emosional yang diunggah secara online.

Dia mengatakan bagaimana, selama kariernya di Angkatan Udara, dia "sering kali menjadi satu-satunya orang Afrika-Amerika di skuadron saya atau, sebagai perwira senior, satu-satunya orang Afrika-Amerika di ruangan itu" dan mengenakan pakaian penerbangan yang sama dengan skuadronnya dengan sayap yang disematkan di dadanya, namun ditanya apakah dia seorang pilot?

Dikenal oleh rekan-rekannya sebagai "CQ", pengalaman Brown termasuk mengawasi operasi udara koalisi melawan ISIS dari pangkalan utama Angkatan Udara di Timur Tengah.

jenderal charles brown
Jenderal Charles Q. Brown bersama Kepala Staf TNI AU ketika itu Marsekal TNI Yuyu Sutisna. (Wikimedia Commons/U.S Air Force Archive)

Selain itu, pengalamannya sebagai komandan Angkatan Udara AS di Pasifik dari 2018 hingga 2020 memberinya petunjuk tentang ketegangan dengan militer China yang semakin kuat, sebuah masalah yang kemungkinan besar akan menjadi besar selama masa jabatan empat tahunnya sebagai ketua.

Heather Wilson, yang saat itu menjadi Menteri Angkatan Udara, memuji gaya kepemimpinan dan pengalaman Brown di Pasifik.

"Dia bijaksana, dihormati oleh rekan-rekan dan bawahannya, dan akan memberikan kepemimpinan yang mantap dan nasihat yang baik untuk negara ini," katanya kepada Reuters.

Dalam sebuah pernyataan yang memuji pencalonan Brown pada Hari Kamis, Menhan Austin menyebut Jenderal Angkatan Udara itu sebagai "pemimpin yang menginspirasi dan efektif, serta orang yang memiliki integritas dan kasih sayang yang dalam."

"Sepanjang karirnya, dia bersikeras untuk melakukan yang benar untuk rekan satu timnya dan keluarga mereka," ujar Austin.

"Sebagai Kepala Staf Angkatan Udara - dan pemimpin kulit hitam pertama dalam dinas militer AS - dia telah bekerja keras untuk memanfaatkan kekuatan dan bakat dari seluruh rakyat Amerika dan memberikan dukungan yang layak bagi para anggota dan orang yang mereka cintai," pungkasnya.

Meski dihormati secara luas, belum jelas seberapa cepat Jenderal Brown akan dikonfirmasi oleh Senat AS.