Bagikan:

JAKARTA - Angkatan Bersenjata Iran dalam laporan akhirnya menyebutkan, kecelakaan helikopter yang menewaskan mendiang Presiden Ebrahim Raisi disebabkan oleh kondisi cuaca, termasuk kabut tebal, dengan tidak ditemukannya tanda-tanda sabotase atau gangguan.

Presiden Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dan pejabat senior lainnya, tewas ketika helikopter yang mereka tumpangi jatuh di wilayah pegunungan dekat perbatasan Azerbaijan pada 19 Mei.

Dalam laporan akhir yang dirilis Hari Minggu, Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran mengonfirmasi temuan sebelumnya, kondisi cuaca buruk di Iran barat laut pada saat insiden, termasuk kabut tebal dan membubung, adalah penyebab utama kecelakaan itu, dilansir dari IRNA 2 September.

Semua dokumen yang terkait dengan perawatan dan perbaikan helikopter sejak pembeliannya ditinjau dengan cermat oleh para ahli militer dan sipil, memastikan semua perbaikan besar dan penggantian suku cadang penting dilakukan sesuai dengan peraturan standar.

"Analisis terperinci dari jalur penerbangan menunjukkan helikopter itu berada pada rute yang telah ditentukan sebelumnya dan tidak menyimpang darinya selama penerbangan," jelas laporan itu.

"Bagian dan sistem yang tersisa dari helikopter yang jatuh, termasuk mesin, sistem transmisi daya, sistem bahan bakar dan peralatan elektronik, diuji secara menyeluruh oleh para ahli dari Kementerian Pertahanan dan tidak ditemukan cacat yang dapat menyebabkan kecelakaan itu," tambah laporan itu.

Selain itu, komite forensik melakukan uji toksikologi dan patologis pada sisa-sisa jasad korban. Hasilnya menunjukkan tidak ada temuan yang mencurigakan.

Penyelidikan juga mengesampingkan kemungkinan sabotase atau helikopter menjadi sasaran sistem ofensif dan defensif, serangan siber, atau medan magnet dan laser.