JAKARTA - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak Israel segera mengakhiri serangan militer skala besar di Tepi Barat yang diduduki, setelah 11 warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka.
Sekjen Guterres mengutuk keras "hilangnya nyawa, termasuk anak-anak," dan menyerukan "penghentian segera operasi ini."
Sekretaris jenderal "menyerukan Israel untuk mematuhi kewajibannya yang relevan berdasarkan hukum humaniter internasional dan mengambil tindakan untuk melindungi warga sipil dan memastikan keselamatan mereka. Ia mendesak pasukan keamanan untuk menahan diri secara maksimal dan menggunakan kekuatan mematikan hanya jika benar-benar tidak dapat dihindari untuk melindungi nyawa," kata juru bicaranya, Stephane Dujarric, dalam sebuah pernyataan, melansir Anadolu 29 Agustus.
Sekjen Guterres menekankan, mereka yang terluka "harus memiliki akses ke perawatan medis dan pekerja kemanusiaan harus dapat menjangkau semua orang yang membutuhkan."
"Perkembangan berbahaya ini memicu situasi yang sudah meledak di Tepi Barat yang diduduki dan semakin melemahkan Otoritas Palestina," kata Dujarric.
"Pada akhirnya, hanya berakhirnya pendudukan dan kembali ke proses politik yang bermakna yang akan membangun solusi dua negara yang akan mengakhiri kekerasan. Perserikatan Bangsa-Bangsa akan terus bekerja dengan semua pihak untuk mencapai tujuan ini, untuk mengupayakan de-eskalasi situasi saat ini dan meningkatkan stabilitas di kawasan tersebut," tambahnya.
BACA JUGA:
Kampanye militer Israel kali ini di Tepi Barat merupakan yang terbesar sejak tahun 2002, ketika Intifada Kedua. Serangan telah terjadi di utara wilayah yang diduduki, termasuk di provinsi Nablus, Tulkarem, Jenin, dan Tubas.
Dalam serangan terbaru, Israel menggunakan dua brigade tentara, helikopter, pesawat nirawak, dan buldoser, kata harian Israel Yedioth Ahronoth.