Bagikan:

JAKARTA - Diplomat senior Iran mengatakan, senjata nuklir tidak pernah memiliki tempat dalam doktrin pertahanan dan keamanan negara itu.

"Strategi dan doktrin Republik Islam Iran adalah penggunaan energi nuklir secara damai. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan rencana pembangunan serta berdasarkan hak dan kewajiban internasional negara tersebut berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi dan Perjanjian Pengamanan Komprehensif," jelas juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani, melansir IRNA 22 Agustus.

Lebih lanjut dikatakan olehnya, senjata nuklir tidak pernah memiliki tempat dalam doktrin pertahanan dan keamanan Iran.

"Klaim yang tidak berdasar dan mendasar seperti itu, yang selalu diutarakan oleh pejabat AS dengan berbagai literatur selama beberapa dekade, ditujukan untuk mengamankan program nuklir damai Iran dan sejalan dengan kebijakan Iranofobia kaum Zionis," urai Kanaani.

Kanaani membuat pernyataan tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan kantor berita Sputnik kepada Mike Turner, ketua komite intelijen DPR AS, mengenai akuisisi senjata nuklir Iran pada akhir tahun ini.

Lebih lanjut dikatakannya, sejarah pendekatan ini juga kembali pada pernyataan dan klaim perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam beberapa tahun terakhir.

"Para pejabat Amerika telah secara keliru mengumumkan tenggat waktu baru untuk pembangunan senjata nuklir oleh Iran dalam kerangka kebijakan Iranofobia selama bertahun-tahun, dan mereka selalu terbukti salah. Republik Islam Iran tidak memberikan nilai apapun terhadap pernyataan dan klaim semacam itu," jelasnya.

"Klaim Iran adalah negara yang berada di ambang pembuatan senjata nuklir selalu diulang-ulang oleh rezim Israel dan para pendukungnya di Washington, namun kepalsuan posisi ini telah terbukti berkali-kali. Mengulangi klaim-klaim palsu ini tidak akan berpengaruh pada Amerika, karena tidak akan menciptakan gangguan pada kehendak Republik Islam Iran untuk melanjutkan dan mengembangkan program nuklirnya yang damai," tambahnya.

Kanani menyatakan, "tidak boleh dilupakan, situasi saat ini seputar program nuklir Iran adalah hasil dari penarikan sepihak dan ilegal Amerika Serikat dari JCPOA dan pelanggaran terhadap semua ketentuan Resolusi Dewan Keamanan 2231, dan posisi pihak yang bersalah dan korban tidak dapat diubah dengan membuat klaim semacam itu."