Sekjen NATO Peringatkan Aliansi Rusia dengan Negara Asia Memiliki Konsekuensi Keamanan
Pertemuan menteri luar negeri NATO di Brussels, Belgia. (Twitter/@jensstoltenberg)

Bagikan:

JAKARTA - Dukungan militer Korea Utara dan Iran terhadap Rusia mempunyai konsekuensi keamanan global yang serius yang tidak dapat diabaikan oleh aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang beranggotakan 32 negara, kata Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg pada Hari Rabu.

Pyongyang telah mengirimkan rudal balistik dan senjata lainnya ke Rusia. Sementara, Iran juga telah memberi Moskow pasokan drone Shahed, yang sering digunakan untuk menyerang infrastruktur Ukraina.

Sebagai imbalannya, Rusia telah menyediakan teknologi dan pasokan yang membantu kemampuan rudal dan nuklir mereka.

Kedekatan ini membuat negara-negara Barat semakin khawatir bahwa Teheran akan segera mengirimkan rudal balistik ke Rusia.

"Sahabat Rusia di Asia sangat penting untuk melanjutkan perang agresi ini,” kata Stoltenberg dalam pertemuan para menteri luar negeri aliansi itu di Brussels, Belgia, dilansir dari Reuters 4 April.

Lebih lanjut, Stoltenberg mengatakan, Tiongkok juga "menopang ekonomi perang Rusia."

"Hal ini mempunyai konsekuensi keamanan regional dan global," kata Stoltenberg, seraya menambahkan bahwa para menteri akan membahas cara menangani masalah ini.

Pada Bulan Februari, Reuters melaporkan Iran telah memberi Rusia sejumlah besar rudal balistik permukaan-ke-permukaan yang kuat, mengutip enam sumber, sebagai tanda memperdalam hubungan militer antara kedua negara yang terkena sanksi Amerika Serikat.

Meskipun Washington dan pejabat Barat lainnya telah berulang kali memperingatkan Iran agar tidak memberikan persenjataan semacam itu kepada Rusia, mereka belum mengonfirmasi bahwa Moskow telah menerima pengiriman rudal tersebut.

Sementara itu, Baik G7 maupun Dewan Eropa mengatakan langkah seperti itu akan menimbulkan konsekuensi besar dalam hubungannya dengan Teheran, mengatakan pihak ketiga yang menyediakan senjata juga dapat menghadapi tindakan lebih lanjut.

Terpisah, para diplomat Eropa mengatakan potensi tindakan terhadap Iran dapat mencakup penargetan Iran Air, bank-bank di Eropa, hingga kemungkinan menerapkan kembali sanksi Dewan Keamanan PBB sebagai bagian dari perjanjian nuklir antara Iran dan negara-negara besar.

Menurut lima diplomat Eropa, menteri luar negeri Perancis, Jerman, Belanda, Negara Baltik, Republik Ceko, Denmark dan Rumania mengirim surat pada 19 Februari kepada kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell yang meminta sanksi baru Uni Eropa terhadap Iran.

Langkah-langkah baru ini akan memiliki dua cabang. Sanksi lebih lanjut akan menargetkan dukungan Iran terhadap Rusia, namun juga akan ada langkah-langkah baru yang berfokus pada individu dan perusahaan Iran yang mempersenjatai, membiayai dan melatih proksi di Timur Tengah serta kemungkinan sanksi terhadap kelompok-kelompok itu sendiri, kata para diplomat.

Menurut para diplomat, Borrell menanggapi dengan hati-hati para menteri dengan mengatakan ada dasar hukum untuk mengambil tindakan terhadap kelompok militan Hamas.

Ia juga memperingatkan sanksi baru apa pun harus dipertimbangkan dengan hati-hati untuk memastikan sanksi tersebut masuk akal secara hukum, namun juga menghindari dampak buruk terhadap aktivitas Iran di kawasan, terutama terkait program nuklir Iran, yang difasilitasi oleh UE.