Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Yevri Sitorus menuding Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpolitik kotor lewat reshuffle atau kocok ulang kabinet pada hari ini, Senin, 19 Agustus. Eks Gubernur DKI Jakarta ini dianggap sedang mengamankan kepentingannya.

“Secara umum saya melihat Presiden Jokowi sedang bermain politik kotor kekuasaan untuk mengamankan kepentingan dan posisi politik dinastinya,” kata Deddy dalam keterangan tertulisnya, Senin, 19 Agustus.

“Sebab tidak ada alasan etis, substansial, teknis birokratis yang bisa menjelaskan reshuffle jelang dua bulan lengser. Jokowi sedang mempersiapkan langkah-langkah menghadapi Prabowo selama lima tahun ke depan,” sambungnya.

Deddy kemudian menyinggung pergantian Yasonna H. Laoly sebagai Menteri Hukum dan HAM (Menkumham). Katanya, langkah ini murni politik untuk meloloskan UU MD3 dan memiliki tiga tujuan.

Pertama, supaya Golkar yang kini berada dalam kendali Jokowi punya posisi kuat dengan menguasai tingkat legislatif dari DPR RI hingga DPRD tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Sehingga, ke depan dia bisa dengan mudahnya mengatur peta politik nasional demi mengimbangi kekuatan Prabowo Subianto selaku presiden terpilih dan mengecilkan PDIP.

Tujuan kedua adalah memudahkan Jokowi untuk membagikan jabatan di internal partai berlambang beringin tersebut. “Dengan demikian gejolak internal Golkar bisa diredam. Itu analisa saya, silakan orang sependapat,” tegasnya.

Terakhir, Jokowi mendepak Yasonna untuk melumpuhkan partai politik. “Peran Menkumham sangat penting dalam pengesahan kepengurusan partai. Sehingga jika tidak tunduk berisiko tidak bisa ikut pilkada atau tidak disahkan kepengurusannya,” ujar Deddy.

Sementara untuk pergantian Menteri ESDM, Deddy menjelaskan, semata-mata demi menguasai konsesi tambang. Sehingga para pemain atau pemilik tambang bertekuk lutut di hadapan dinasti Presiden Jokowi.

“Hal ini penting untuk pendanaan politik ke depan, menguasai ormas dan oligarki serta memastikan sumber ekonomi ke depan. Menteri Arifin Tasrif dikenal lurus dan keras menentang pertambangan liar dan penyelundupan nikel yang melibatkan dinasti dan petinggi penegak hukum,” katanya.

Deddy kemudian menyampaikan reshuffle ini hanyalah omong kosong belaka. “Kesimpulan saya reshuffle ini adalah triangle political game: menghadapi Prabowo, melumpuhkan PDIP, dan menguasai sumber pendanaan politik,” ujarnya.

“Alasan lainnya menurut saya tak lebih dari omong kosong,” pungkas Deddy.