JAKARTA - Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa Volker Turk mengatakan, ketidakpatuhan pasukan Israel terhadap aturan perang, menyebabkan mayoritas korban jiwa di Jalur Gaza, Palestina adalah perempuan dan anak-anak.
Turk menyerukan agar pembunuhan tersebut diakhiri "untuk selamanya" dan semua tahanan dibebaskan, saat jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai lebih dari 40 ribu jiwa.
"Sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. Situasi yang tak terbayangkan ini sebagian besar disebabkan oleh kegagalan berulang kali oleh Israel Defense Forces (IDF) untuk mematuhi aturan perang," kata Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia dalam sebuah pernyataan, melansir WAFA 16 Agustus.
Otoritas kesehatan Gaza mengonfirmasi pada Hari Kamis, jumlah korban tewas Palestina akibat serangan Israel di wilayah kantong Palestina itu sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 40.005 jiwa, sementara korban luka-luka mencapai 92.401 orang. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak.
"Rata-rata, sekitar 130 orang terbunuh setiap hari di Gaza selama 10 bulan terakhir," lanjut Turk, mengutip perkiraan berdasarkan data dari otoritas kesehatan daerah kantong tersebut.
BACA JUGA:
Ditambahkannya, "skala penghancuran rumah, rumah sakit, sekolah dan tempat ibadah oleh militer Israel sangat mengejutkan."