Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyambangi rumah dinas Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat sore ini.

Cak Imin tiba pada pukul 16.13 WIB didampingi Sekjen PKB Hasanuddin Wahid dan Ketua DPP PKB Cucun Ahmad Syamsurijal.

Sebelum memasuki kediaman. Ma'ruf, Cak Imin mengaku dirinya hendak menyampaikan langsung undangan kehadiran Muktamar ke-6 PKB yang bakal digelar pada 24-25 Agustus 2024 di Bali.

"(Menyerahkan) undangan Muktamar PKB," kata Cak Imin di lokasi, Kamis, 15 Agustus.

Dalam kesempatan sebelumnya, Cak Imin menyebut akan meminta kesediaan mantan Rais Aam PBNU untuk memberi pengarahan kepada peserta Muktamar yang dihadiri perwakilan pengurus PKB tingkat pusat hingga daerah.

"Kami akan menghadap ke Wapres untuk mengudnang beliau di Muktamar PKB tanggal 24 dan sekaligus memohon kesediaan beliau untuk memberi arahan kepada peserta Muktamar," ucap Cak Imin.

Saat pertemuan itu, Cak Imin juga mengaku bakal membahas perseteruan antara PKB dengan PBNU yang kini terjadi dengan Ma'ruf Amin.

"Ya, tidak terlalu serius membahas (polemik PKB-PBNU) itu. Tapi, yang penting Kiai Ma'ruf itu menjadi salah satu pendiri PKB sekaligus Wakil Presiden yang akan menjadi salah satu nasrum penting dalam proses Muktamar yang akan datang," jelasnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan kesediaannya menjadi penengah atas konflik yang terjadi antara PKB dan PBNU.

Hal ini diutarakan Ma'ruf dalam keterangan persnya usai meninjau MuseumKu Gerabah Timbul Raharjo Kasongan, Kajen, Bangunjiwo, Kec. Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta, Rabu, 7 Agustus.

“Kalau keinginan mereka itu untuk saya dimintai sebagai orang yang bagaimana meng-islahkan, mendamaikan dengan tulus dengan ikhlas, saya sangat bersedia,” ujar Ma'ruf

Menurut Ma'ruf, mendamaikan dua pihak yang berseteru merupakan perintah agama. Terlebih, dirinya merupakan salah satu pendiri PKB, dan juga pernah aktif di PBNU.

“Apalagi saya juga terlibat dulu waktu pendirian (PKB), bahkan Ketua Dewan Syuro pertama itu saya, sebelum Gus Dur, tentu saya punya (kedekatan),” sebutnya.