JAKARTA - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin disebut batal menjalankan perannya sebagai juru damai atau penengah konflik antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Hal ini diungkapkan Ketua Umum PKB usai menyambangi rumah dinas Ma'ruf Amin di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
"Sudah enggak lagi, karena beliau lebih tegas lagi, 'ini bukan soal 2 organisasi yang sama, ini beda, urusannya beda'. PBNU urusannya apa, PKB urusannya apa," kata Cak Imin, Kamis, 15 Agustus.
Dalam pertemuan ini, Cak Imin mengadu kepada Ma'ruf yang juga mantan Rais Aam PBNU bahwa ada upaya intervensi untuk mencampuri urusan internal PKB. Cak Imin menyebut Ma'ruf pun sependapat dengannya bahwa PKB dan PBNU adalah dua entitas berbeda.
PKB berdiri berdasarkan pada Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik. Sementara, PBNU berdiri dengan berdasarkan pada UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
"Beliau sampaikan 'ya semua harus taat konstitusi karena PBNU dan PKB dua organisasi yang berbeda, satunya parpol, satunya ormas'. Saya berharap PBNU untuk taat konstitusi, mau taat kepada siapa lagi kalau tidak konstitusi? Yaitu Undang-Undang Partai Politik, Undang-Undang Ormas," jelas Cak Imin.
Dengan demikian, Wakil Ketua DPR RI itu meminta PBNU untuk mengurungkan niatnya melakukan evaluasi terhadap struktural PKB di kepemimpinannya.
"Saya menghormati PBNU, masukan-masukan yang saya terima dengan baik, kritiknya menjadi modal untuk perbaikan kalau ada yang salah. Tapi bahwa perlu saya sampaikan, PBNU dan PKB organ yang berbeda secara konstitusional. masing-masing dijamin oleh konstitusi negara," lanjut dia.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan kesediaannya menjadi penengah atas konflik yang terjadi antara PKB dan PBNU. Hal ini diutarakan dalam keterangan persnya usai meninjau MuseumKu Gerabah Timbul Raharjo Kasongan, Kajen, Bangunjiwo, Kec. Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta, Rabu, 7 Agustus.
“Kalau keinginan mereka itu untuk saya dimintai sebagai orang yang bagaimana mengislahkan, mendamaikan dengan tulus dengan ikhlas, saya sangat bersedia,” ujar Ma'ruf.
Namun demikian, salah satu pendiri PKB ini juga menegaskan akan menolak menjadi juru damai, jika kedua belah pihak mendekatinya sekadar mencari “peluru” untuk menyerang satu sama lain. Ma’ruf Amin menegaskan, dirinya tidak mau memicu konflik yang ada menjadi semakin besar.
“Tapi kalau saya dimintai untuk mendamaikan, mereka ingin berdamai mencari solusi, tentu saya sangat siap untuk melakukan itu,” tandasnya.